Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkop UKM Gencarkan Transformasi UMKM agar Siap Ambil Peluang Usai Pandemi

Kompas.com - 08/11/2021, 14:24 WIB
Elsa Catriana,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Angka penyebaran Covid-19 secara nasional mulai menunjukkan tren penurunan.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berharap tahun 2022 menjadi tahun pertama Indonesia lepas dari tekanan Covid-19.

“Di tahun 2022, kami akan terus mengawal agenda besar yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM,” kata Teten mewakili Wakil Presiden dalam Seri Webinar “UMKM Summit 2021” secara virtual, Senin(8/11/2021).

Baca juga: Simak, Cara Mengecek BLT UMKM di BRI dan BNI

Sebagaimana diketahui bahwa PP Nomor 7 Tahun 2021 merupakan tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Adapun agenda besar tersebut antara lain pemanfaatan 30 persen infrastruktur publik untuk UMKM, 40 persen belanja pengadaan barang/jasa pemerintah untuk UMKM, kemitraan strategis UMKM dengan BUMN dan usaha besar, serta terwujudnya koperasi modern.

“Ekonomi Indonesia akan pulih jika sektor kesehatan bisa ditangani dengan baik. Salah satunya, melalui vaksinasi yang berjalan sesuai dengan rencana sehingga mampu mengendalikan Covid-19,” ujar Teten.

Selain itu, Kementerian Koperasi dan UKM juga menetapkan sejumlah target pada tahun 2022, yakni meningkatkan kontribusi koperasi terhadap PDB sebesar 5,3 persen, kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar 63 persen, rasio kewirausahaan nasional sebesar 3,75 persen, kontribusi ekspor UKM sebesar 15,8 persen, serta Usaha Mikro yang bertransformasi dari informal ke formal sebesar 4 persen.

Baca juga: Kemenkop UKM Percepat Penerbitan Izin Berusaha dan Sertifikasi Produk UMKM

“Kita juga ingin Indonesia menjadi produsen halal dunia. Kami telah menetapkan prioritas ke depan yakni muslim fashion. Percepatan digitalisasi terus kami lakukan. Saat ini sudah 16,4 juta UMKM dan ditargetkan 2024 menjadi 30 juta UMKM,” papar Teten.

Selama hampir dua tahun UMKM telah berjuang dan bekerja keras menghadapi pandemi Covid-19. Walaupun UMKM paling mudah goyah terhadap krisis, uniknya UMKM pulalah yang paling cepat beradaptasi.

Teten mengatakan sejak awal pandemi, hampir 94 persen UMKM mengalami penurunan permintaan. Namun di saat serangan varian delta, penurunan permintaannya hanya menjadi 37,2 persen.

Pada puncak pertama pandemi Covid-19 sebanyak 53,7 persen UMKM mengalami penurunan pendapatan lebih dari 50 persen.

Namun, pada gelombang kedua yang mengalami penurunan pendapatan tinggal 41,5 persen.

Baca juga: Menkop UKM Dorong Kabupaten Buleleng Ekspor Buah-buahan

“Alhamdulillah, ekonomi Indonesia 2021 mampu menjaga tren positif berturut-turut, yakni kuartal II 7,07 persen (yoy), dan terbaru kuartal III 3,51 persen (BPS, 5 November 2021),” kata dia.

Teten mengatakan, selain pandemi, pemerintah harus mempersiapkan UMKM agar mampu berkontribusi mengurangi dampak buruk dari perubahan iklim.

Dalam menjalankan usaha ke depan, UMKM harus memperhatikan dampak lingkungan dengan mulai menjalankan bisnis hijau.

Menurut Teten, dengan beralih ke bisnis hijau, maka bisa meningkatkan kualitas produk, mendapatkan akses ke pasar baru, terjadi peningkatan produksi, mendapatkan peluang lainnya, biaya input yang lebih rendah, serta produk atau layanan baru.

“Salah satu usaha ramah lingkungan dijalankan oleh Koperasi Japanese Consumer Cooperation Union (JCCU) merupakan koperasi maju di Jepang, yang menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan dalam menghasilkan produk CO.OP Sustainable,” ujar Teten.

Baca juga: Investree Dapat Suntikan Rp 141,7 Miliar Untuk Perluas Pendanaan bagi UKM

“Mari kita majukan UMKM dengan menjalankan usaha yang produktif, berkualitas, dan ramah terhadap lingkungan,” sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com