Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Ramal Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen Lebih di Akhir 2021

Kompas.com - 09/11/2021, 10:33 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan optimis perekonomian Indonesia segera pulih dalam waktu dekat.

Di sela menyampaikan evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Luhut sempat menyampaikan penjelasan mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya.

Ia menegaskan, keberhasilan menurunkan kasus Covid-19 dengan cepat dan pembukaan kegiatan masyarakat yang dilakukan secara bertahap mampu menahan perlambatan perekonomian.

Baca juga: Luhut Sebut Dampak Ekonomi PPKM Tak Separah PSBB, Ini Buktinya

Realisasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan III sebesar 3,5 persen, lebih tinggi dari perkiraan awal kami sebelum PPKM diterapkan,” kata Luhut saat konferensi pers terkait evaluasi PPKM, Senin (9/11/2021).

Lebih lanjut, Luhut optimis ekonomi Indonesia akan segera melejit pada akhir tahun 2021 ini, bahkan diproyeksikan melebihi angka pertumbuhan 5 persen.

“Kami memperkirakan pemulihan ekonomi ini baru sepenuhnya akan terlihat pada triwulan IV, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat lebih tinggi dari 5 persen pada triwulan IV nanti,” tandasnya.

Karena itu, ia menegaskan bahwa momentum pemulihan ekonomi yang sudah cukup baik mestinya harus terus dijaga.

Waspada lonjakan kasus akibat Nataru

Kendati demikian, Luhut tetap mengingatkan untuk belajar pada pengalaman sebelumnya mengenai kenaikan kasus akibat periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun lalu.

Hal tersebut menyebabkan tingkat keyakinan konsumen menurun dan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2021 tertahan.

Baca juga: PPKM Makin Longgar, Volume Lalu Lintas Tol Jasa Marga Naik 63 Persen

“Untuk itu kehati-hatian dalam menghadapi Nataru harus menjadi prioritas bagi pemulihan ekonomi yang lebih cepat,” serunya.

Luhut bilang, terkait relaksasi PPKM yang terus dilakukan oleh Pemerintah belakangan ini berdampak kepada kenaikan mobilitas yang cukup tinggi hingga di atas baseline.

“Peningkatan ini harus diwaspadai, karena masih ada 34 persen Kabupaten/Kota di Jawa-Bali yang mobilitasnya cukup tinggi namun tingkat vaksinasinya belum mencapai target,” seru Luhut.

Ia menambahkan, seiring dengan pelaksanaan relaksasi PPKM yang dilakukan di berbagai sektor, disiplin protokol kesehatan menjadi kunci bagi kasus tetap terkendali.

“Untuk itu, kami terus menurunkan tim untuk melihat pelaksanaan penerapan protokol kesehatan yang dijalankan, utamanya di area publik,” tutur Luhut.

Dampak ekonomi adanya PPKM

Dalam kesempatan itu, Luhut membandingkan dampak ekonomi diterapkannya PPKM dengan dampak ekonomi dari kebijakan sebelumnya, yakni Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Menurutnya, dampak ekonomi yang timbul akibat penerapan PPKM tidak separah ketika pemerintah memberlakukan PSBB.

Baca juga: Pesan Jokowi ke Luhut soal PPKM: Belajar dari Lonjakan Kasus di Eropa

“Kami melihat dampak PPKM Jawa-Bali terhadap penurunan konsumsi rumah tangga, investasi, dan industri pengolahan lebih rendah dibandingkan dengan periode PSBB, serta pulih lebih cepat,” kata Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com