Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
E-COMMERCE

Kisah Dua Pahlawan UMKM Beri Kesempatan Kerja bagi Ratusan Orang

Kompas.com - 10/11/2021, 09:52 WIB
Hotria Mariana,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Setiap 10 November, Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Momen ini merupakan bentuk penghormatan terhadap para pahlawan yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan, khususnya pada Pertempuran Surabaya 10 November 1945.

Zaman sekarang, semangat kepahlawanan bukan lagi diperuntukkan melawan bentuk-bentuk kolonialisme, melainkan berjuang memberikan kontribusi nyata bagi sekitar. Salah satunya, seperti yang dilakukan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Sektor UMKM merupakan pahlawan ekonomi nasional. Berdasarkan laporan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM), sektor ini mampu berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,1 persen atau senilai Rp 8,5 triliun pada 2018.

Adapun kontribusi UMKM mencakup penyerapan tenaga kerja sebesar 97 pesen dan menghimpun investasi hingga 60,4 persen.

Atas dasar itu, pemerintah menaruh fokus besar terhadap pemberdayaan UMKM, termasuk saat pandemi Covid-19. Sektor ini diharapkan mampu menjadi tiang ekonomi bagi masyarakat maupun nasional, seperti yang dilakukan Muhammad Shidiq (31) dan M Dandi Sepsaditri (32).

Kedua pelaku UMKM itu berhasil menjadi pahlawan bagi masyarakat sekitar melalui bisnis yang ditekuni. Shidiq dengan usaha kuliner dan Dandi dengan usaha sepatu.

Dengan memanfaatkan teknologi digital, usaha keduanya terus berkembang dan menjadi sumber pendapatan bagi ratusan karyawan. Tak berhenti sampai di situ, mereka juga ikut memberdayakan komunitas sekitar seperti penjual dan pengrajin lokal.

Geoffmax yang bermula dari toko kecil kini mampu mempekerjakan lebih dari 100 karyawan. Geoffmax yang bermula dari toko kecil kini mampu mempekerjakan lebih dari 100 karyawan.

Buka ratusan lapangan kerja baru

Pada 2012, Shidiq bersama dua sahabatnya mendirikan usaha sepatu dengan merek Geoffmax. Pendirian usaha ini didasari keinginan untuk memajukan produk lokal. Pasalnya, mereka melihat banyak anak muda yang terlalu terobsesi dengan merek luar negeri. Bahkan, sampai membeli barang replika.

Shidiq menuturkan, sebelum berkembang seperti sekarang, bisnis Geoffmax bermula dari toko kecil di Bandung dan dibantu enam karyawan. Kini, usaha alas kaki tersebut sudah bisa mempekerjakan 150 karyawan.

Tak hanya itu, Geoffmax juga mampu menyerap komunitas dan masyarakat sekitar, terutama anak putus sekolah. Mereka diberdayakan melalui pabrik kecil Geoffmax.

“Saya percaya, jika memang memiliki etos kerja baik, semua berhak mendapatkan kesempatan untuk bekerja, terlepas dari apa pun latar belakangnya,” imbuh Shidiq.

Ia menjelaskan, perkembangannya Geoffmax tak terlepas dari peran teknologi digital. Setelah beberapa tahun berdiri, Shidiq melihat belanja online semakin tren. Akhirnya, ia mulai berjualan di media sosial dan Shopee.

“Kami bersyukur banget karena digitalisasi bisnis, Geoffmax jadi bisa berkembang,” katanya.

Khusus Shopee, Shidiq melanjutkan, e-commerce ini menjadi tumpuan bagi usahanya selama pandemi. Sebab, sebanyak 80 persen pesanan datang dari Shopee. Pun, bersama platform ini, Geoffmax juga berhasil mewujudkan cita-cita untuk menjual produk ke luar negeri.

“Gak nyangka juga sekarang bisa ekspor ke Malaysia, Singapura, dan Filipina. Setiap bulan, ada ratusan produk yang udah bisa kami ekspor. Jualan ke luar negeri segampang jualan di Indonesia. Semuanya dibantu oleh Shopee,” terangnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com