Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Per Oktober 2021, APBN Sudah Tekor Rp 548,9 Triliun

Kompas.com - 16/11/2021, 17:17 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan, defisit APBN mencapai Rp 548,9 triliun pada bulan Oktober 2021. Defisit tersebut setara dengan 3,29 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) RI.

Bendahara negara ini menjelaskan, defisit lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu. Tahun lalu, defisit mencapai Rp 764,8 triliun atau 4,67 persen terhadap PDB.

"Kalau tahun lalu posisi oktober adalah 4,67 persen, kita sudah turun di 3,29 persen dari GDP. Kita berharap tahun ini defisitnya tetap terkendali mungkin di atas 5 persen. Tetapi (lebih baik) dibandingkan tahun lalu di atas 6 persen," kata Sri Mulyani dalam CEO Networking 2021, Selasa (16/11/2021).

Baca juga: Penasaran di Bank Mana Pemerintah RI Simpan Duit APBN Ribuan Triliun?

Adapun defisit yang lebih rendah terjadi karena adanya kenaikan penerimaan negara. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mencatat, penerimaan negara sampai Oktober 2021 mencapai Rp 1.510,0 triliun.

Pendapatan negara tumbuh sebesar 18,2 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.277 triliun.

"Seiring pemulihan ekonomi pembukaan kembali dan aktivitas masyarakat serta ekonomi mulai bergerak kembali, maka APBN juga mulai pulih. Ini terlihat dari sisi pendapatan negara kita bahkan mengalami growth hingga 18,2 persen," tutur Sri Mulyani.

Secara rinci, penerimaan negara ditopang oleh beberapa sektor. Pendapatan dari sisi pajak naik 15,3 persen (yoy), sudah Rp 953,6 triliun atau 77,6 persen dari target Rp 1.229,6 triliun.

Pada tahun lalu, penerimaan pajak mengalami kontraksi -18,8 persen.

"Jadi ini menggambarkan ekonominya pulih. Dua tugas yang harus kita lakukan bersama bukan pilihan, harus sama-sama," ucap Sri Mulyani.

Kemudian dari sisi bea dan cukai meningkat 25,5 persen (yoy). Realisasinya sudah mencapai 95,7 persen atau Rp 205,8 triliun dari pagu Rp 215 triliun.

Baca juga: Sri Mulyani Beberkan Alasan APBN Dipakai untuk Nombok Kereta Cepat

Sementara, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), tercatat tumbuh 25,2 persen (yoy) menjadi Rp 349,2 triliun. Hingga Oktober 2021, realisasinya sudah mencapai target sebesar 117,1 persen.

"APBN kerja kerasnya terlihat di sini. Pada tahun lalu kita me-launch APBN yang pertama kali dalam sejarah sejak UU Keuangan Negara tahun 2003 di mana defisit menembus di atas angka 3 persen. Dan ini merupakan suatu mekanisme countercyclical," pungkas Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com