Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi Garuda Indonesia untuk Menyehatkan Kondisi Keuangannya

Kompas.com - 16/11/2021, 20:15 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terus berupaya untuk menyehatkan kondisi keuangannya yang merugi.

Pemerintah sudah menyebut maskapai milik negara tersebut sudah dalam kondisi bangkrut secara teknis. Hal itu karena Garuda Indonesia memiliki utang yang lebih besar ketimbang asetnya.

Hingga September 2021, Garuda Indonesia memiliki liabilitas atau kewajiban yang harus dibayarkan sebesar 9,8 miliar dollar AS atau Rp 139,16 triliun (asumsi kurs Rp 14.200 per dollar AS). Sementara asetnya hanya sebesar 6,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 97,98 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (16/11/2021), Garuda saat ini tengah menyusun proses restrukturisasi, baik dari sisi keuangan maupun operasional untuk menyehatkan keuangan perseroan.

Baca juga: Kementan Sumbang PDB Besar Selama Pandemi, Kapolri: Ini Kebanggaan Tersendiri

Sejumlah aspek pun akan dioptimalkan dalam proses penyelamatan perseroan. Diantaranya dengan melakukan restrukturisasi melalui in-court settlement maupun out of court settlement lewat negosiasi dengan para kreditur. Garuda Indonesia memastikan terus melakukan komunikasi intensif serta negosiasi kepada kreditur dan lessor.

“Khusus untuk lessor, negosiasi dilakukan guna mencapai kesepakatan mengenai restrukturisasi biaya sewa dengan skema PBH (power by the hour)," tulis Manajemen Garuda.

Sementara dengan para kreditur lainnya, Garuda masih dalam proses pemaparan initial proposal untuk restrukturisasi secara bertahap dan berdiskusi lebih lanjut guna memperoleh kesepakatan. Dalam waktu dekat, Garuda akan segera menyampaikan proposal restrukturisasi kepada para kreditur.

“Perseroan saat ini telah merampungkan penyusunan proposal restrukturisasi dengan berkoordinasi dengan beberapa konsultan pendukung restrukturisasi,” ungkap Manajemen Garuda.

Baca juga: Penggunaan QRIS Diyakini Bisa Dorong Pertumbuhan Pariwisata RI

Langkah-langkah strategis juga terus dilakukan Garuda untuk menyehatkan keuangan, seperti optimalisasi rute penerbangan, simplifikasi tipe pesawat untuk mengurangi biaya serta kompleksitas maintenance, meningkatkan kontribusi kargo, serta meningkatkan pendapatan ancillary business.

Berdasarkan rencana bisnis ke depan, Garuda hanya akan memiliki 140 rute penerbangan di 2022, atau berkurang 97 rute penerbangan dari posisi di 2019 yang memiliki 237 rute penerbangan.

Perseroan pun memangkas jumlah pesawatnya dari 202 pesawat pada 2019 menjadi 134 pesawat pada 2022, atau berkurang 68 pesawat. Selain itu, jenis pesawat Garuda Indonesia juga akan dikurangi dari 13 menjadi hanya 7.

Secara rinci beberapa negosiasi dan kesepakatan yang sudah didapatkan perusahaan dengan para kreditur sebagai berikut:

- Penangguhan pokok dan bunga oleh kreditur perbankan.

- Restrukturisasi utang tertunggak selama 2020 yang dibayarkan dengan cicilan balloon payment sampai dengan 2023 oleh kreditur bisnis.

- Terkait dengan KIK EBA, telah dilakukan penangguhan sebagian kewajiban pembagian pendapatan penjualan tiket ke-36 sampai dengan 3 Desember 2021 atau tanggal yang disesuaikan kemudian dengan Manajer Investasi (MMI).

- Terkait dengan Sukuk, telah dilakukan perpanjangan waktu jatuh tempo sampai dengan 3 Juni 2022 dan penangguhan pembayaran jumlah pembagian berkala yang jatuh tempo pada tanggal 17 Juni 2021 sebesar 14 juta dollar AS sampai dengan waktu yang akan disepakati, bersamaan dengan persetujuan rencana restrukturisasi.

- Terkait dengan EDC, telah dilakukan penangguhan pokok dan bunga periode Juni 2020 sampai dengan waktu yang akan disepakati, bersamaan dengan persetujuan rencana restrukturisasi.

Baca juga: Kemenperin dan BUMN Dorong Peningkatan TKDN di Industri Farmasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com