Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Aset Kripto Kian Loyo, Bitcoin Anjlok 11 Persen dalam Sepekan

Kompas.com - 17/11/2021, 10:31 WIB
Mutia Fauzia

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Harga bitcoin dan mata uang kripto lain kian merosot pada perdagangan hari ini, Rabu (17/11/2021).

Dikutip dari Coinmarketcap, harga bitcoin anjlok ke level di bawah 60.000 dollar AS menjadi di kisaran 58.895 dollar AS per keping atau sekitar Rp 836,39 juta (kurs Rp 14.200).

Bila dibandingkan sehari sebelumnya, harga bitcoin mengalami koreksi 4,93 persen.

Sementara, bila dibandingkan sepekan yang lalu, harga bitcoin anjlok 11,60 persen.

Padahal sepekan yang lalu, harga bitcoin nyaris menembus rekor tertinggi di kisaran harga 68.000 dollar AS per keping atau nyaris menembus Rp 1 miliar per keping.

Harga bitcoin anjlok diikuti oleh mata uang kripto lainnya. Misalnya saja ethereum, yang harganya terkoreksi 5,8 persen hari ini menjadi sekitar 4.112,78 dollar AS per keping.

Baca juga: Harga Bitcoin dkk Hari Ini Berguguran, Apa Penyebabnya?

Nilai tersebut setara dengan Rp 58,40 juta. Sementara, bila dibandingkan dengan sepekan yang lalu, harga ethereum merosot 12,83 persen.

Aset kripto lain seperti solana juga mengalami koreksi yang cukup tajam, yakni sebesar 6,61 persen menjadi di kisaran 214,48 dollar AS per keping atau sekitar Rp 3,04 juta per keping.

Harga polkadot pun dalam sepekan terakhir merosot tajam, yakni sebesr 21,98 persen menjadi sekirar 39,35 dollar AS per keping atau Rp 558.770. Sementara, bila dibandingkan sehari yang lalu, harga polkadot terkoreksi 6,26 persen.

Sebelumnya, diberitakan, harga bitcoin dan aset kripto lain tertekan lantaran kebijakan pemerintah China yang kian memperketat kegiatan penambangan aset kripto.

Dilansir dari CNN, Otoritas setempat menyebut penambangan kripto sangat berbahaya dan mengancam upaya negara tersebut untuk mengurangi emisi karbon.

Juru Bicara Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) Meng Wei membahas mengenai bahaya penambangan bitcoin dalam sebuah konferensi pers hari ini di Beijing. Ia mengatakan, penambangan bitcoin membutuhkan energi yang sangat besar dan memproduksi emisi karbon.

Baca juga: Penggunaan Blockchain Selain untuk Mata Uang Kripto, Untuk Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com