Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Proyeksi Defisit APBN Turun Jadi 4,7 Persen pada Tahun Depan

Kompas.com - 18/11/2021, 18:15 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai 4,7 persen pada tahun 2022.

Defisit ini jauh lebih rendah dari yang ditetapkan UU APBN sebesar 4,85 persen atau Rp 868,02 triliun.

"Tahun depan defisit (APBN) 4,7 persen, tapi dengan estimasi penerimaan negara sebelum ada komoditas boom dan sebelum juga kita reform UU pajak. Jadi kita berharap defisitnya bisa lebih rendah dari yang ada dalam UU," kata Sri Mulyani dalam Kompas100 CEO Forum, Kamis (18/11/2021).

Bendahara negara ini mengungkapkan, proyeksi defisit yang lebih rendah dipengaruhi oleh adanya UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

UU berisi perubahan aturan perpajakan, mulai dari pajak penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), hingga mekanisme pajak karbon.

Baca juga: Ini Sanksi Bagi Pengusaha yang Bayar Upah Murah kepada Pekerja

Asal tahu saja, defisit APBN membengkak sejak pandemi Covid-19. Melalui Perppu Nomor 1 Tahun 2020, pemerintah diberi waktu untuk kembali menurunkan defisit sebesar 3 persen pada tahun 2023 mendatang. Naiknya defisit sebagai akibat penerimaan negara yang turun drastis namun belanja negara harus diperbesar.

"Yang penting fokus pemerintah adalah masyarakat selamat. Instrumen APBN adalah tool. Jadi jangan dibalik, ekonomi enggak selamat, masyarakat enggak selamat. Tapi memang APBN enggak boleh terus dipakai untuk extraordinary," ucap dia.

Sementara pada tahun ini, defisit fiskal diproyeksi mengecil di rentang 5,2-5,4 persen dari ketentuan UU APBN sebesar 5,7 persen. Hal ini dipengaruhi oleh proyeksi penerimaan negara yang lebih tinggi.

Wanita yang akrab disapa Ani ini menuturkan, penerimaan negara bisa mencapai Rp 1.916,8 triliun sepanjang tahun 2021. Penerimaan negara tersebut meningkat sebesar 16,3 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Hingga Oktober 2021, penerimaan sudah tembus Rp 1.510 triliun atau meningkat 18,2 persen (yoy). Penerimaan ini setara dengan 86,5 persen dari target Rp 1.743,6 triliun.

"Dalam UU disebutkan 5,7 persen, kita mungkin akan end up di sekitar 5,2-5,4 persen. Nanti masih akan ada barang yang bergerak sampai 1,5 bulan ini. Ini lebih kecil dari yang kita lihat dalam UU APBN," pungkas Sri Mulyani.

Baca juga: Gubernur BI Sebut Ruang Penurunan Bunga Kredit Masih Terbuka, Ini Alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Miliar untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Miliar untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com