Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Energi Fosil, Jokowi: Sampai Kapanpun Neraca Pembayaran RI Nggak Akan Beres...

Kompas.com - 20/11/2021, 12:27 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo meminta dua perusahaan pelat merah yang masih mengandalkan energi fosil, PLN dan Pertamina, beralih perlahan ke energi terbarukan.

Jokowi meminta kedua BUMN itu menyiapkan rencana peralihan bertahap setiap tahun. Jika tidak memiliki rencana, impor minyak mentah Pertamina makin besar dan mempengaruhi neraca pembayaran.

"Kalau ini enggak bisa diselesaikan, sampai kapanpun neraca pembayaran kita enggak akan beres, ini logika yang semua kita harus ngerti hitung-hitungannya," kata Jokowi saat memberi pengarahan pada komisaris dan direksi PLN dan Pertamina, Sabtu (20/11/2021).

Baca juga: Menyusuri Pembangkit EBT Modern PLTA Rajamandala

Jokowi menjelaskan, peta jalan (roadmap) energi hijau mutlak diatur untuk tahun depan, hingga 5-10 tahun ke depan. Sebab, negara yang lebih cepat beralih ke energi hijau akan mendapat keuntungan.

Meski demikian dia tidak memungkiri, transisi energi memerlukan biaya yang tidak sedikit. Namun kata Jokowi, masalah ini bisa diatur dengan mencari teknologi dengan investasi yang paling murah dan mengatur prioritas transisi.

Adapun saat ini, suplai energi di Indonesia masih didominasi oleh batu bara dengan porsi 67 persen, kemudian diikuti oleh minyak sebesar 15 persen, dan gas sebesar 8 persen.

"Gol besarnya adalah negara ini memperoleh keuntungan dalam bentuk neraca pembayaran kita yang sudah berpuluh-puluh tahun kita tidak bisa selesaikan. Problemnya impor minyak terlalu besar dan itu mempengaruhi currency kita," jelas Jokowi.

Jokowi menuturkan, dunia hanya mendukung negara-negara yang bertransformasi ke energi hijau. Sedangkan negara yang enggan melakukan transisi justru diberikan disinsentif.

Hal ini membuat perolehan investasi ke dalam negeri menjadi seret. Investasi akan lebih melihat implementasi ekonomi hijau di negara tersebut.

Baca juga: Kapasitas Pembangkit EBT Bertambah 217 MW pada Semester I-2021

Untuk itu, energi fosil perlu beralih menjadi energi yang lebih ramah lingkungan dengan hydro power, geotermal, pembangkit tenaga surya, maupun pembangkit tenaga air.

"Karena akan ditekan kita, jangan berinvestasi di Indonesia karena masih menggunakan fosil. Jangan beri bantuan ke Indonesia karena masih gunakan fosil. Nekennya pasti kayak gitu. Ini yang harus kita antisipasi," pungkas Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com