JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memprediksi harga minyak goreng akan terus naik sampai kuartal I-2022.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, kenaikan tersebut disebabkan menguatnya harga crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit dunia.
"Ini berpotensi terus bergerak, dan kita memprediksi sampai kuartal I-2022 pun masih meningkat terus karena termasuk sebagai komoditi supercycle harganya melonjak tajam," kata Oke Nurwan dalam diskusi Indef yang disiarkan secara virtual, Rabu (24/11/2021).
Baca juga: Ironi Harga Minyak Goreng yang Mendidih di Negeri Penghasil Terbesar CPO
Oke mengakui, CPO sebagai komoditas supercycle memang memiliki kelebihan, tetapi di sisi lain menimbulkan dampak negatif terhadap harga minyak goreng.
Oke bilang, jika harga CPO meningkat, kemungkinan harga komoditas minyak goreng juga akan naik terus.
Oke juga mengatakan, pemerintah telah meminta produsen mempersiapkan minyak goreng kemasan khusus untuk menyambut Natal dan Tahun Baru 2022 agar masyarakat yang membutuhkan komoditas ini tetap bisa membeli minyak goreng dengan kemasan sederhana dan terjangkau.
"Khusus untuk Natal dan tahun baru produsen pun telah menyiapkan kemasan minyak goreng dengan kemasan sederhana dengan harga Rp 14.000 yang akan didistribusikan melalui ritel, mereka sudah bekerja sama dengan ritel modern sudah disiapkan sebanyak 11 juta liter," kata Oke.