Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serapan Belanja Paling Cepat, Sri Mulyani Sanjung Sulawesi Tenggara

Kompas.com - 25/11/2021, 19:47 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Sulawesi Tenggara menjadi daerah dengan penyerapan dan realisasi belanja paling cepat dibanding daerah lain.

Hal ini terlihat dari selisih antara tingkat realisasi pendapatan dan belanja. Sulawesi Tenggara menjadi wilayah dengan selisih terendah, yakni mencapai 3,14 persen per Oktober 2021.

Dengan kata lain, dana yang disalurkan pemerintah pusat diserap dan digunakan cepat oleh Sulawesi Tenggara.

Baca juga: Defisit APBN Rp 548,9 Triliun, Sri Mulyani: Jauh Lebih Baik dari Tahun Lalu

"Sulawesi Tenggara menjadi yang terendah dengan (penyaluran) TKDD sudah 80 persen, tapi diikuti belanja 82 persen. Ini cukup bagus," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (25/11/2021).

Di sisi lain, Banten menjadi daerah dengan penyaluran TKDD tertinggi. Sayangnya, penyaluran tidak diikuti dengan realisasi yang memadai.

Akibatnya, selisih realisasi pendapatan dengan belanja mencapai 32,19 persen. Padahal penyaluran TKDD pemerintah pusat untuk Banten sudah mencapai 83,3 persen.

"Kalau lihat di berbagai daerah, Banten adalah yang tinggi di mana penyaluran TKDD 83 persen, namun belum diikuti belanja. Belanjanya masih rendah di bawah 50 persen," beber Sri Mulyani.

Sri Mulyani berharap, Pemda lebih gencar membelanjakan anggaran mengingat tahun 2021 tinggal sebulan lagi.

Baca juga: Dapat Hibah Aset Eks BLBI, Sri Mulyani Mau Pakai Buat Kantor Pajak yang Masih Sewa Ruko

Serapan belanja yang lambat akan mempengaruhi perlambatan pemulihan ekonomi.

Lambatnya belanja Pemda ini juga membuat dana menganggur di bank membengkak. Per Oktober 2021, dana menganggur mencapai Rp 226 triliun.

Dana mengendap ini lebih tinggi dibanding posisi bulan Mei yang mencapai Rp 172 triliun, dan bulan Juli sebesar Rp 173 triliun.

Secara keseluruhan, belanja Pemda masih minus 2,21 persen. Dari pagu Rp 1.223 triliun, belanja pemda baru mencapai Rp 689,7 triliun.

Belanja ini lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai Rp 705,34 triliun. Realisasi belanja tahun ini baru mencapai 56,36 persen dari APBD padahal tahun 2021 tinggal satu bulan lagi.

Baca juga: Pesan Sri Mulyani Buat Obligor BLBI: Tidak Bayar Utang adalah Kezaliman

"Serapan belanja yang lambat tentunya akan sangat mempengaruhi pemulihan di masing-masing daerah. Kita harap Pemda bisa mengakselerasi karena ini sisa 1 bulan terakhir. Dan ternyata terkonfirmasi dana Pemda di bank mencapai Rp 226 triliun, ini tertinggi," pungkas Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com