BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan LPS

Mengenal Kakeibo, Seni Menyimpan Uang ala Orang Jepang untuk Tingkatkan Jumlah Tabungan

Kompas.com - 30/11/2021, 13:45 WIB
Imalay Naomi Lasono,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Meski terdengar simpel, menabung bukan perkara mudah bagi sebagian besar orang. Bahkan, orang yang memiliki pendapatan besar pun sering kali kesulitan untuk menabung.

Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gaya hidup, perilaku impulsif, hingga kealpaan dalam pencatatan pengeluaran.

Bila dibiarkan, situasi tersebut dapat mengganggu stabilitas finansial. Terlebih, penghasilan bulanan yang selalu habis dapat mendorong seseorang untuk berutang.

Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk membangun kebiasaan menabung. Salah satunya, dengan menerapkan prinsip “kakeibo” yang biasa dilakukan orang Jepang.

Kakeibo adalah metode pencatatan pendapatan dan pengeluaran uang secara rutin untuk mencapai suatu tujuan keuangan. Metode ini juga bisa disebut sebagai buku rekening untuk rumah tangga.

Mengutip laman Refinery29, kakeibo pertama kali diperkenalkan oleh jurnalis perempuan pertama asal Jepang, Hani Motoko, pada 1904. Metode ini diciptakan untuk membantu para perempuan di Jepang yang sibuk dan sulit mengatur keuangannya kala itu.

Lewat pencatatan itu, mereka jadi lebih disiplin untuk menempatkan pengeluarannya sesuai dengan pos yang dibuat.

Baca juga: Bukan Menabung, Ini Cara untuk Bisa Membeli Rumah Menurut Ahli

Adapun pencatatan dalam metode tersebut dilakukan secara manual. Artinya, perempuan Jepang harus menuliskannya dengan tangan. Banyak yang menilai kakeibo berhasil karena pencatatan manual tersebut. Sebab, mereka jadi dapat mengingat dan menghargai pencatatan yang sudah dibuatnya.

Selama 116 tahun, kakeibo masih bertahan dan digunakan banyak orang untuk membuat keputusan finansial yang lebih baik.

Dengan menerapkan kakeibo, mereka jadi terbiasa untuk membuat pertimbangan keuangan yang matang. Bahkan, kakeibo dipercaya efektif untuk memangkas pengeluaran hingga 25 persen.

Empat pertanyaan panduan kakeibo

Perlu diketahui pencatatan dengan metode kakeibo tidak hanya mengacu pada pengeluaran dan pemasukan semata. Sebelum menerapkannya, seseorang perlu menjawab empat pertanyaan. Hal ini diulas pada laman Evening Standard.

Pertama, berapa banyak uang yang dimiliki. Pertanyaan ini merujuk pada total penghasilan bulanan yang diterima.

Kedua, berapa banyak uang yang ingin saya simpan. Setelah mengetahui total pendapatan dari pertanyaan pertama, kamu akan diarahkan untuk menentukan jumlah target tabungan yang diinginkan. Selanjutnya, tentukan jangka waktu menabung untuk mencapai target jumlah tabungan yang diinginkan.

Ketiga, berapa banyak yang saya belanjakan. Pada pertanyaan ini, kamu diarahkan untuk mengelompokkan empat kategori pengeluaran, yaitu pokok, opsional, wawasan, dan ekstra.

Baca juga: Menabung Uang Koin 4 Tahun di Galon, Yana Berhasil Beli Motor Rp 14 Juta, Ini Ceritanya

Pengeluaran pokok mencakup kewajiban yang harus dibayar dan biaya kebutuhan sandang dan pangan. Selanjutnya, pengeluaran opsional atau sekunder, mencakup biaya untuk menikmati hiburan.

Pengeluaran wawasan adalah uang yang dikeluarkan untuk membeli buku, majalah, e-book, atau sarana belajar yang menambah pengetahuan. Sementara, pengeluaran ekstra mencakup biaya tidak terduga.

Dengan pembagian kategori tersebut, kamu dapat mengetahui pengeluaran mana yang harus diprioritaskan dan diabaikan.

Keempat, bagaimana saya bisa meningkatkan jumlah uang yang ditabung. Kamu dapat menjawab pertanyaan ini dengan menghitung jumlah uang yang sudah berhasil disisihkan untuk ditabung saat ini.

Caranya, hitung selisih pendapatan dengan pengeluaran. Kemudian, pasang target untuk meningkatkan jumlah selisih tersebut.

Jawaban-jawaban dari keempat pertanyaan tersebut akan membuat kamu lebih mudah untuk memahami tujuan keuangan yang akan dilakukan. Jika empat pertanyaan itu sudah dijawab, sekarang saatnya menerapkan metode kakeibo.

1. Catat pemasukan dan pengeluaran dalam jurnal khusus

Tahap pertama untuk menerapkan metode kakeibo adalah dengan mencatat pemasukan, baik dari pekerjaan utama maupun sampingan. Catatan ini dapat ditulis dalam sebuah buku jurnal khusus jika ingin merasakan atmosfer seperti yang dilakukan orang Jepang terdahulu.

Baca juga: Agar Mudah Menabung, Gisela Cindy Buat Daftar Pemasukan dan Pengeluaran Uang

 

Cara yang lebih simpel dapat dilakukan lewat aplikasi pencatatan keuangan. Kamu juga perlu untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran secara rinci setiap hari.

2. Simpan semua bon transaksi

Setelah selesai berbelanja, baik secara offline maupun online, kamu biasanya akan menerima bon atau tanda terima transaksi.

Sayangnya, sebagian besar orang membuang atau kerap mengabaikan bon transaksi karena dianggap sebagai hal yang kurang penting.

Padahal, bon transaksi berguna untuk mengetahui besaran pengeluaran, baik harian maupun bulanan. Menyimpan bon transaksi juga dapat digunakan untuk melacak pengeluaran berlebih.

Selain itu, menyimpan bon transaksi juga dapat digunakan untuk membandingkan harga suatu toko dengan toko lainnya. Dengan begitu, kamu bisa memilih toko yang menawarkan harga termurah sehingga dapat memotong pengeluaran di lain waktu.

3. Terapkan mindfulness

Cara selanjutnya adalah menerapkan prinsip mindfulness sebelum berbelanja. Mindfulness merupakan metode untuk melatih kesadaran dalam melakukan berbagai hal, termasuk transaksi pembelian.

Baca juga: Mahasiswa Ini Tak Keluar Biaya Makan 2 Tahun hingga Bisa Menabung Rp 59 Juta, Simak Triknya

Dengan menerapkan prinsip mindfulness, kamu bisa memilah antara kebutuhan dan keinginan dari uang yang tersisa secara bijak.

Misalnya, kamu ingin makan di restoran ternama. Kamu harus berpikir terlebih dahulu, apakah makan di restoran ternama adalah kebutuhan atau keinginan semata?

Jika kamu ingin makan di restoran ternama, misalnya, pikirkan apakah hal ini termasuk dalam kategori kebutuhan atau keinginan semata?

Dengan terbiasa menerapkan prinsip mindfulness sebelum berbelanja, kamu dapat membedakan kebutuhan dan keinginan. Alhasil, pengeluaran dapat dipangkas dan dialokasikan ke tabungan.

4. Hindari penggunaan kartu kredit

Menghindari penggunaan kartu kredit merupakan cara untuk memastikan keberhasilan metode kakeibo. Pasalnya, berbelanja menggunakan kartu kredit dapat meningkatkan peluang untuk berbelanja hal-hal di luar kebutuhan.

Untuk itu, kamu bisa menerapkan metode tarik tunai sesuai nominal dan bujet kebutuhan. Dengan demikian, kebiasaan dan peluang untuk membeli hal-hal tidak penting dapat diminimalisasi.

5. Evaluasi pengeluaran dan pemasukan secara berkala

Terakhir, lakukan evaluasi pengeluaran dan pemasukan secara berkala setiap akhir bulan. Cermati kembali catatan pengeluaran harian yang telah dibuat.

Dari evaluasi ini, kamu dapat memetakan sejumlah pengeluaran yang perlu diperbaiki pada bulan selanjutnya. Bila ada pengeluaran yang masih bisa dikurangi, susun ulang rencana keuangan agar alokasi tabungan bertambah.

Itulah ulasan lengkap dan cara menerapkan kakeibo. Dengan menerapkan metode ini, kamu bisa mengefisienkan pos pengeluaran sehingga lebih banyak uang yang bisa disimpan. Setelah menerapkannya, sekarang saatnya memikirkan tempat penyimpanan uang yang aman.

Baca juga: 5 Produk Rekening untuk Menabung di Bank Tanpa Potongan Bulanan

 

Sebenarnya, ada banyak cara untuk menyimpan dana tabungan secara aman. Salah satunya, dengan menyimpan tabungan di bank karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Sebagai informasi, LPS merupakan lembaga yang dibentuk pemerintah untuk melindungi kepercayaan masyarakat pada institusi perbankan. Lembaga ini berfungsi untuk menjamin simpanan nasabah walau bank tersebut ditutup atau bangkrut, serta menjaga stabilitas sistem perbankan.

Agar dana yang disimpan di bank dijamin oleh LPS, nasabah harus memenuhi syarat 3T. Syarat ini antara lain, dana tercatat dalam pembukuan bank, tingkat bunga simpanan yang diterima nasabah tidak melebihi tingkat bunga penjaminan LPS, dan tidak melakukan tindakan yang merugikan bank, misalnya memiliki kredit macet.

Sejumlah kolom yang harus nasabah isi dalam Simulasi Kalkulator 3T LPS.KOMPAS.com/Imalay Naomi L Sejumlah kolom yang harus nasabah isi dalam Simulasi Kalkulator 3T LPS.

Saat ini, LPS telah mengembangkan aplikasi “Simulasi Kalkulator 3T LPS” yang dapat diakses melalui laman resmi LPS. Simulasi ini memudahkan nasabah agar dapat memastikan simpanannya di bank telah terjamin.

Melalui Simulasi Kalkulator 3T LPS, pengguna akan diarahkan untuk mengisi sejumlah kolom, seperti tempat nasabah menyimpan, prinsip bank, baik konvensional maupun syariah, hingga jenis bank.

Baca juga: 6 Ide Menabung Jangka Pendek yang Bisa Kamu Coba

Selanjutnya, nasabah akan diminta untuk mengisi beberapa kolom terkait dengan total simpanan yang dimiliki. Setelah itu, pengguna akan mengetahui apakah simpanannya telah sesuai dengan syarat 3T yang ditetapkan oleh LPS atau belum.

Cermat terhadap iming-iming tawaran bunga tinggi dan cashback

Sebagai informasi, pada periode Januari-September 2021, LPS telah melikuidasi simpanan nasabah senilai Rp 2,04 triliun di bank yang bangkrut.

Dari total simpanan tersebut, sebesar 81,8 persen atau Rp 1,67 triliun dinyatakan layak bayar dan telah dibayarkan LPS kepada 263.533 nasabah bank.

Sementara itu, 18,2 persen atau Rp 370 miliar dari total simpanan milik 18.089 nasabah bank dinyatakan tidak layak bayar karena tidak memenuhi syarat 3T.

Untuk itu, LPS mengimbau nasabah untuk lebih cermat dalam menanggapi berbagai tawaran cashback yang diberikan oleh bank. Pasalnya, cashback yang diterima nasabah akan diperhitungkan sebagai komponen perhitungan bunga.

Apabila cashback dan bunga melebihi suku bunga penjaminan LPS, simpanan nasabah tidak akan dijamin oleh LPS.

Baca juga: Viral, Kisah Hasil Menabung Setelah Berhenti Merokok, Ini Ceritanya

Berdasarkan Peraturan LPS (PLPS) Nomor 1 Tahun 2018 Pasal 43A, nasabah bisa dinyatakan sebagai pihak yang diuntungkan secara tidak wajar apabila tingkat bunga simpanan berupa deposito sebelumnya melebihi tingkat bunga penjaminan.

Selanjutnya, nasabah masih bisa masuk dalam kategori tersebut bila tingkat bunga simpanan diturunkan oleh bank menjadi sama atau lebih rendah dari tingkat bunga penjaminan sebelum jatuh tempo pada saat bank dalam pengawasan khusus (BDPK).

Saldo simpanan berupa deposito yang nilainya di atas nilai yang dijamin LPS akan dipecah sebelum jatuh tempo pada saat bank dalam pengawasan khusus tanpa adanya alasan underlying transaksi dan/atau dokumen pendukung.

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai LPS, kamu bisa mengunjungi laman www.lps.go.id atau melalui Instagram @lps_idic.

 


Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com