JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) berencana untuk mempertahankan kebijakan suku bunga moneter BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang rendah di level 3,5 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kebijakan tersebut akan terus dipertahankan, sebagai salah satu upaya yang dilakukan bank sentral dalam mendukung stabilitas perekonomian nasional.
“Dengan menyikapi meningkatnya ketidakpastian global, tentu saja kepentingan negeri ini memerlukan stabilitas,” kata dia dalam Bank Indonesia Bersama Masyarakat (BIRAMA) 2021, Kamis (2/12/2021).
Baca juga: DPR Restui Juda Agung dan Aida S. Budiman sebagai Calon Deputi Gubernur BI
Oleh karenanya, Perry menyebutkan, kebijakan suku bunga di level terendah itu belum akan berubah sampai dengan adanya pergerakan inflasi yang signifikan.
“Suku bunga 3,5 persen akan dipertahankan sampai ada tanda-tanda terjadi kenaikan inflasi,” ujarnya.
Asal tahu saja, BI telah mempertahankan suku bunga moneter di level 3,5 persen sejak Februari 2021, selaras dengan pergerakan inflasi yang relatif rendah.
Selain kebijakan tersebut, BI juga tetap mengambil langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar, guna mempertahankan tren pemulihan ekonomi nasional.
“Memastikan likuiditas perbankan akan lebih, meskipun secara bertahap akan menguranginya sedikit-sedikit, dan hati-hati,” kata Perry.
Melalui kebijakan-kebijakan tersebut, Perry bilang, bank sentral menunjukan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan serta pemulihan ekonomi nasional.
“Kebijakan moneter pro stability,” ucap dia.
Baca juga: Untuk Ke-9 Kalinya, BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 3,50 Persen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.