Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Kritik BUMN Karya Punya Banyak Kantor di Luar Negeri

Kompas.com - 02/12/2021, 20:53 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku tak habis pikir dengan banyaknya kantor perusahaan BUMN karya di luar negeri. Ia berencana menutup sejumlah kantor tersebut sebagai bentuk pemborosan anggaran. 

Ia bilang, kantor-kantor perusahaan BUMN karya di luar negeri tentunya menyedot biaya operasional yang besar. Hal itu pun sudah berlangsung sejak lama. 

"Waskita punya kantor sendiri, BUMN karya lainnya juga memiliki kantor sendiri, kita sudah minta itu untuk ditutup dan digabung menjadi satu kantor," ujar Erick Thohir dikutip dari Antara, Kamis (2/1/2021).

Menurut dia, alangkah baiknya apabila kantor-kantor BUMN karya di luar negeri disatukan saja sebagai bentuk penghematan. 

Baca juga: Daftar 7 BUMN Terbesar di Indonesia dari Sisi Aset, Siapa Juaranya?

"Ini yang kita coba konsolidasikan BUMN-BUMN karya ini menjadi perusahaan BUMN karya yang sehat, memiliki keahlian atau expert, dan juga mempunyai nilai tambah dalam arti ketika mereka melakukan pembangunan," ujar Erick Thohir.

Erick Thohir melanjutkan, pihaknya punya rencana strategis menjadikan masing-masing BUMN fokus pada bisnis utamanya masing-masing. 

"Kita mau konsolidasikan BUMN-BUMN karya ini menjadi kekuatan tersendiri dengan fokus sendiri, seperti yang kita coba konsolidasikan di perbankan yang mana BRI fokus ke desa dan UMKM," kata Erick Thohir.

"Mandiri fokus ke perkotaan dan korporasi besar, serta juga seperti Telkom dan Telkomsel di mana Telkom lebih kepada B To B dan Telkomsel kepada B To C," kata dia lagi.

Baca juga: China Klaim Natuna Utara Miliknya, Tuntut RI Stop Pengeboran Migas

BUMN-BUMN karya ini juga, kata dia, akan dipetakan oleh Kementerian BUMN dan Wamen BUMN II Kartika Wirjoatmodjo sudah memiliki data-data lengkapnya, terkait kekuatan dari masing-masing BUMN karya. 

Misalnya, lanjut dia, bagaimana Kementerian BUMN akan mengonsolidasikan kantor-kantor BUMN karya yang jumlahnya banyak di luar negeri. Menteri BUMN memandang hal tersebut sebagai pemborosan.

Setelah konsolidasi, Erick mengatakan BUMN Karya bisa memperoleh pendanaan murah dari berbagai negara untuk menggarap proyek-proyek di luar negeri. 

BUMN karya, lanjut dia, memiliki histori dan kemampuan untuk membangun proyek internasional, seperti istana kepresidenan di Niger.

Baca juga: Adhi Commuter Properti Bakal IPO, Ini Catatan dari Erick Thohir

Kritik Telkom

Erick Thohir mengungkapkan, banyak anak dan cucu perusahaan pelat merah yang tak berkinerja optimal dan malah menjadi benalu bagi perusahaan induknya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perampingan jumlah perusahaan di lingkungan BUMN.

Ia menjelaskan, jumlah BUMN saat ini terlalu banyak sehingga perlu dirampingkan dari semula ada 108 perusahaan kini menjadi 41 perusahaan. Perampingan dilakukan dengan menggabungan antara BUMN atau membuat holding BUMN.

Namun, Erick merasa jumlah anak-cucu perusahaan pelat merah masih terlalu gendut. Apalagi kebanyakan dari mereka tak sesuai dengan lini bisnis utama dan tak memiliki kinerja yang optimal untuk mendukung perusahaan induk.

"Masih banyak anak-cucu BUMN yang nilainya kecil-kecil, dikelola tidak maksimum. Ibaratnya ada holding dan anak-cucu ini semua nyedot terus seperti benalu di pohon. Akhirnya, nanti holdingisasi yang sudah rapih akan tersedot yang kecil-kecil, apalagi yang bukan menjadi main business-nya," ujar Erick Thohir.

Baca juga: Erick Thohir: Banyak Anak Cucu BUMN Nilainya Kecil, Nyedot Kayak Benalu

Ia mencontohkan, seperti pada PT Telkom Indonesia (Persero) yang saat ini berkinerja baik dengan pendapatan sebesar Rp 106 triliun dan pangsa pasar (market cap) mencapai Rp 411 triliun.

Menurutnya, kinerja positif itu bisa menurun jika memiliki banyak anak-cucu usaha yang tak sesuai bisnis utama Telkom. Hingga saat ini Erick sendiri telah menutup 13 anak-cucu Telkom.

"Kalau Telkom punya anak-cucu lagi, dan ketika melihat profitnya besar, nanti disedot lagi, yang akhirnya juga bisa terjadi KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) di antara mereka, kan akhirnya jatuh," ungkap dia.

Baca juga: Nasib Garuda: Utang Urung Dibayar, Bunga Terus Menggunung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Naik Selama Ramadan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com