Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taiwan Kembangkan Proyek Smart City, Seperti Apa ?

Kompas.com - 09/12/2021, 07:03 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Biro Pengembangan Industri (IDB) Kementerian Perekonomian Taiwan mengumumkan perkembangan pembangunan yang pesat terkait proyek Smart City Taiwan.

Dalam risetnya, Tim penasihat Smart City Strategies yang didirikan oleh International Data Corporation (IDC) mengungkapkan, proyek tersebut terkait dengan tata cara kota dan pemerintah daerah mengimplementasikan teknologi untuk meningkatkan operasi kota untuk lebih baik lagi dalam melayani warga.

Sejak 2018, proyek Smart City Taiwan telah mengintegrasikan berbagai teknologi seperti Internet of Things (IoT), big data, dan kecerdasan buatan (AI) ke dalam aktivitas lokal, industri, dan sipil. Langkah ini menjadi bagian dari visi IDB terkait manusia, perusahaan, dan Pemerintah untuk terus mengaplikasikan teknologi buatan sendiri di keseharian.

Baca juga: BNI Smart City Hadir di Surakarta, Apa Saja yang Ditawarkan?

“Proyek Taiwan Smart City menggunakan beberapa solusi untuk mengatasi tantangan kesehatan. Seperti Mobile Personal Health Records Life, (mPHR Life), platform komunikasi untuk pasien dan tenaga medis yang mudah diakses melalui smartphone dan pemasangan ATM H2U Health di toko 7-Eleven,” seperti tertulis dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (8/12/2021).

Melalui sistem mPHR, data kesehatan dapat dikumpulkan dan diunggah melalui Cloud pada saat pasien mengunjungi kios mPHR yang tersebar luas, yang digunakan untuk melakukan berbagai pemeriksaan medis seperti tekanan darah, suhu tubuh, oksigen darah, tinggi dan berat badan, dan banyak lagi.

Layar yang terpasang di kios memungkinkan pasien untuk melakukan telekonsultasi dengan dokter secara real-time. Dengan meningkatnya pemantauan kesehatan ini, pasien pun terdorong untuk lebih bertanggung jawab atas kesehatan mereka, yang tentunya menjadi sebuah langkah penting dalam mengelola penyakit kronis.

Seperti kios mPHR, ATM H2U Health juga dapat mengukur tekanan darah, suhu tubuh, detak jantung, lemak tubuh dan menghitung indeks massa tubuh (BMI) secara gratis, sehingga proses check-up dapat dilakukan dengan mudah.

Baca juga: Cerita Rachmat Kaimmudin, Dari Penjaga Perpustakaan Hingga Jadi CEO Bukalapak

ATM H2U Health juga menghadirkan layanan manajemen kesehatan cerdas dan analisis data sesuai permintaan. Dengan demikian, perawatan kesehatan kini semakin tersebar luas di seluruh daerah pedesaan Taiwan, serta menawarkan jangkauan yang lebih baik ke populasi lansia, khususnya di area-area yang langka sumber daya medis.

Kedua solusi ini juga mengurangi tantangan yang umumnya terjadi di klinik dan rumah sakit. Pasien tidak lagi diwajibkan untuk hadir dan bertemu di lokasi konsultasi, sehingga memberikan fleksibilitas dalam pemantauan kasus.

Sebagai pencapaian atas solusi inovatif untuk mengatasi tantangan kesehatan global yang krusial ini, proyek Smart City Taiwan telah memenangkan empat penghargaan di IDC Smart City Asia/Pacific Awards pada bulan Mei tahun ini.

"Selama pandemi Covid-19, berbagai rencana tengah dipersiapkan pemerintah di masa depan termasuk menggabungkan kecerdasan buatan (AIoT), 5G, dan teknologi cloud computing untuk memperkuat posisi Taiwan sebagai pusat perawatan kesehatan global," ujar Tsai Ing-wen, Presiden Taiwan.

Adapun pengembangan Smart City Taiwan bertujuan untuk memanfaatkan semua jenis teknologi pintar (seperti IoT, Big Data, dan AI) dan secara efektif mengintegrasikan berbagai kebutuhan lokal, industri, dan sipil.

Proyek ini mempercepat kolaborasi dan integrasi antar kota untuk mendorong inovasi lokal dan negara. Hingga saat ini, Smart City Taiwan telah menggelar proyek yang mencakup enam aspek utama termasuk makanan, perawatan kesehatan, perumahan, transportasi, pendidikan, hiburan, dan pemerintahan.

Baca juga: Mengapa Taiwan Butuh Banyak ABK Kapal dari RI dan Berapa Gajinya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com