Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin Ungkap 78 Persen Bahan Baku Pengolahan Susu Masih Impor

Kompas.com - 10/12/2021, 17:59 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, industri pengolahan susu masih dihadapkan pada tantangan dalam pemenuhan bahan baku.

Agus menyebutkan, sampai dengan saat ini baru sekitar 22 persen bahan baku pengolahan susu dipasok dari dalam negeri dan 78 persennya dipenuhi impor.

"Ini yang menjadi tantangan industri pengolahan susu, sampai dengan saat ini baru sekitar 22 persen bahan baku susu dipasok dari dalam negeri dan 78 persennya dipenuhi impor," ujar Menperin Agus saat peresmian pabrik es krim Yili Group di Cikarang, Jumat (10/12/2021).

Baca juga: Menperin Beberkan 5 Tantangan yang Dihadapi dalam Pengembangan Industri Hijau yang Berkelanjutan

Padahal, menurut Agus, potensi industri susu di Tanah Air cukup menjanjikan. Sebab jika dilihat dari tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia sebesar 16,9 kilogram per kapita per tahun dan akan terus meningkat seiring meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang disertai dengan perubahan gaya hidup untuk menjadi lebih sehat.

"Kami menyakini peluang pasar dan tingkat konsumsi produk susu olahanan akan terus tumbuh ke depannya," kata Menperin.

"Untuk itu kami memandang kehadiran PT Yili Indonesia Dairy memproduksi es krim Joyday adalah suatu strategi bisnis yang tepat untuk dapat memenuhi peningkatan kebutuhan masyarakat Indonesia akan produk susu olahan yang berkualitas," sambung dia.

Hal tersebut juga diamini oleh Kepala Gabungan Asosiasi Produsen Makanan dan Minuman Indonesia Adhi Lukman.

Baca juga: Industri Halal, Menperin: Indonesia Semestinya Bisa Meraup Keuntungan Paling Besar

Dia mengatakan, sebenarnya prospek pengolahan susu masih bagus dan berpotensi di Indonesia. Hal itu didorong lantaran kebutuhan susu per kapita di Indonesia masih tergolong kecil.

"Masih rendah, belum lagi kalau dilihat selama pandemi meningkat banget kebutuhan akan konsumsi susu," kata Adhi.

Memang diakui Adhi tantangan mengenai bahan baku susu di Indonesia cukup sulit untuk diselesaikan karena beberapa faktor.

Diantaranya adalah karena kurang tersediannya pengembangan bahan pangan dan pakan ternak serta minimnya teknologi untuk pemerahan susu.

"Dari tahun ke tahun kita selalu mencanangkan untuk meningkatkan industri susu ini tapi itu sulit. Apalagi di masalah teknologi, di luar negeri pemerahan susu di sana sudah pakai teknologi, begitu sapi masuk kandang itu bisa langsung diperah susunya pakai mesin," kata Adhi.

Baca juga: Menperin: Produsen Gula Terbesar Dubai Siap Investasi Rp 28,68 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com