JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memastikan program Kartu Prakerja bisa mengurangi angka pengangguran. Hal ini dibuktikan dari jumlah pengangguran yang mulai bekerja, telah bekerja, bahkan ada yang berwirausaha.
"Kita lihat Kartu Prakerja, selain lulusan SMA, korban PHK, pengangguran, saat disurvei ada 63 persen yang menganggur sudah bekerja dan 17 persen yang masih menganggur itu telah bekerja, sisanya 46 persen masih berupaya. Walaupun dari sekitar 27 persen tersebut sudah menjadi wirausaha," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers Penutupan Program Kartu Prakerja secara virtual, Rabu (15/12/2021).
Baca juga: Program Kartu Prakerja Lanjut di 2022, Pemerintah Anggarkan Rp 11 Triliun
Adanya perkembangan para pengangguran yang mulai mendapatkan penghasilan, maka pemerintah pun memutuskan untuk melanjutkan program Kartu Prakerja di tahun 2022, dengan nilai anggaran sebesar Rp 11 triliun.
Baca juga: ASN Diminta Giat Belajar Layani Publik Secara Digital, Seperti Program Kartu Prakerja
Pembukaan pendaftaran Prakerja Gelombang ke-23 pada tahun depan, kata Airlangga, masih dalam pembahasan oleh Komite Cipta Kerja. Pada gelombang ini, akan ada kisaran 3 juta hingga 4,5 juta kuota yang akan dibuka untuk pendaftaran.
"Nanti akan dibahas dan dirapatkan di dalam rapat Komite dalam waktu dekat. Jumlah pesertanya sekitar 3 juta sampai 4,5 juta orang secara total. Pendaftaran tetap melalui www.prakerja.go.id. Tentunya nanti di sekitar akhir atau awal Februari, kita akan umumkan kapan gelombang ke-23 akan dimulai," ucapnya.