BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sido Muncul

Sido Muncul Gelar Syukuran Rencana Pembangunan Pusat Penelitian dan Museum Jamu

Kompas.com - 19/12/2021, 13:15 WIB
Hotria Mariana,
Riska Farasonalia,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) menggelar syukuran rencana pembangunan museum dan pusat penelitian jamu di Pabrik Sido Muncul, Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (18/12/2021).

Kedua fasilitas itu akan dibangun di atas tanah pabrik Sido Muncul dengan luas 5 hektare (ha). Adapun proyek yang menghabiskan dana ratusan miliaran rupiah ini bakal dimulai pada 2022 dan ditargetkan rampung pada 2023.

Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan, ide membangun Pusat Penelitian dan Museum Jamu Sido Muncul itu sebenarnya sudah tercetus sejak 10 tahun lalu. Namun, kendala yang terjadi saat itu membuat rencana untuk merealisasikannya tertunda.

Bahkan, Irwan melanjutkan, rencana itu sempat terulang ketika Sido Muncul merayakan hari jadi ke-70 pada November 2021.

Baca juga: Sambut HUT ke-12 RSUD Suradadi, Sido Muncul Fasilitasi Operasi Bibir Sumbing 30 Orang

“Akan tetapi, perkara desain dan ide yang berubah-ubah, proyeknya baru sekarang terlaksana,” ujar Irwan.

Sesuai namanya, Pusat Penelitian dan Museum Jamu Sido Muncul akan difungsikan sebagai tempat penelitian dan budi daya keanekaragaman hayati, khususnya rempah. Selain itu, fasilitas tersebut akan menjadi pusat edukasi tentang sejarah jamu di Tanah Air.

Irwan menuturkan, industri jamu di Semarang dimulai pada 1825 dengan merek Nyonya Item. Bisa jadi, banyak orang belum mengetahui fakta itu. Karenanya, Museum Jamu Sido Muncul diharapkan dapat menjadi sarana pengenalan sejarah jamu-jamuan, khususnya bagi generasi muda.

"Kami sedang mencari bahan-bahan untuk Museum Jamu Sido Muncul supaya generasi milenial bisa mengenal jamu yang punya sejarah panjang di Indonesia," lanjutnya.

Baca juga: Asa untuk Penanganan Kebutaan di Indonesia

Terkait budi daya rempah, Irwan mengatakan bahwa Pusat Penelitian dan Museum Jamu Sido Muncul akan didedikasikan untuk menciptakan bibit unggul.

“Misalnya saja, jahe dan temulawak. (Kedua rempah itu) perlu diriset secara mendalam demi menemukan bibit unggul. Bahkan, jika memungkinkan kedua rempah disilang-silang,” terangnya.

Dalam pembangunan Pusat Penelitian dan Museum Jamu Sido Muncul, perusahaan jamu yang berdiri pada 1940 tersebut melibatkan para peneliti dan berkolaborasi dengan perguruan tinggi serta lembaga swadaya masyarakat (LSM).

"Perlu kerja sama dengan berbagai pihak dalam mengembangkan tanaman rempah. Langkah ini diambil agar rempah yang dibudidayakan bisa jadi komoditas ekspor," ucap Irwan.

Baca juga: Bantu Korban Erupsi Gunung Semeru, Sido Muncul Salurkan Produk Senilai Rp 210 Juta

Tak hanya bertujuan sebagai pusat riset dan edukasi, Pusat Penelitian dan Museum Jamu Sido Muncul diharapkan bisa menjadi daya tarik wisata setempat. Perusahaan siap melengkapi kedua bangunan dengan beragam fasilitas penunjang. Sebut saja, kebun binatang, kios belanja, wahana bermain anak, balai pertemuan, dan kantin.

"Tempat ini menjadi wisata edukasi. Sebelum pandemi yang datang ada sekitar 8.000 orang. Harapannya, bisa dikunjungi oleh 40.000 orang," ujar Irwan.

Tujuan mulia Sido Muncul itu mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jateng Muhammad Arif Sambodo.

Pasalnya, selain jadi sumber inspirasi dan media belajar masyarakat, pendirian Pusat Penelitian dan Museum Jamu selaras dengan program wisata kesehatan (wellness tourism) yang dicanangkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Baca juga: Raih Penghargaan Industri Hijau Empat Kali Berturut-turut, Bukti Komitmen Sido Muncul dalam Keberlanjutan Lingkungan

“Faktanya, banyak masyarakat yang menyukai wisata kesehatan. Pembangunan kedua fasilitas itu otomatis bermanfaat," ucapnya.

Dalam acara syukuran turut hadir KH Mustofa Bisri (Gus Mus) dan beberapa pejabat daerah.

Pada kesempatan tersebut, Sido Muncul menyalurkan pula bantuan sosial senilai Rp 500 juta.


Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com