Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aneka Cerita SPBU, dari Toilet Berbayar hingga Petugas Curang Kurangi BBM Pelanggan

Kompas.com - 22/12/2021, 13:20 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - SPBU Pertamina beberapa waktu belakangan menjadi sorotan masyarakat terkait layanannya. Terbaru yang menjadi sorotan adalah toilet berbayar dan kecurangan petugas SPBU mengisi BBM.

Pada pertengahan November 2021, media sosial dihebohkan dengan isu dikenakan tarif buang air kecil Rp 2.000 saat menggunakan toilet di SPBU Pertamina. Uang yang dibayarkan tersebut bahkan disebut sebagai pungutan liar (pungli).

Narasi itu salah satunya dibagikan oleh akun Facebook Tim Pantau pada Senin (15/11/2021) lalu. Menurut warganet itu, tarif buang air kecil dapat membuat SPBU mengeruk keuntungan lebih besar.

Meski Pertamina menyebut pembayaran itu bersifat sukarela, tetapi realita di lapangan menunjukkan pengguna toilet harus membayar Rp 2.000 untuk buang air kecil.

Baca juga: Jangan Keliru, Ini Arti Kode 31, 33, dan 34 di SPBU Pertamina

Hal itu pun memicu perdebatan di dunia maya, hingga akhirnya Menteri BUMN Erick Thohir ikut bersuara. Ia minta Pertamina memperbaiki layanan fasilitas toilet di SPBU-SPBU yang berada di bawah perusahaan agar tak lagi dikenakan tarif.

"Saya minta direksi Pertamina harus perbaiki, dan saya minta nanti seluruh kerja sama dengan pom bensin swasta yang di bawah Pertamina juga toiletnya enggak boleh bayar. Harus gratis," ujarnya seperti dikutip dalam postingan akun Instagram resminya @erickthohir, Senin (22/11/2021).

Erick mengatakan, toilet merupakan fasilitas umum yang seharusnya gratis digunakan. Ia bilang, keuntungan yang didapat dari pemilik SPBU sudah diperoleh dari penjualan BBM serta penyewaan lahan untuk toko-toko.

Oleh sebab itu, ia menegaskan, toilet di SPBU sudah seharusnya gratis untuk digunakan masyarakat.

"Saya mengharapkan fasilitas umum seperti ini harusnya gratis, karena kan sudah dapat dari jualan bensin. Sudah gitu ada juga toko kelontong. Jadi masyarakat mestinya mendapat fasilitas tambahan," ungkapnya.

Permintaan Erick itu direspons oleh Pertamina, yang memastikan akan menggratiskan penggunaan toilet di SPBU perusahaan.

Baca juga: Erick Thohir: Toilet di SPBU Pertamina Harus Gratis

Corporate Secretary Subholding Commercial And Trading Pertamina Irto Ginting mengatakan, pihaknya akan mengingatkan kembali para pemilik SPBU yang bekerja sama dengan Pertamina terkait layanan akses toilet gratis, termasuk dalam hal kebersihan toilet tersebut.

“Toilet merupakan salah satu bentuk layanan yang ada di SPBU,” kata Irto dalam keterangannya yang diterima Kompas.com, Selasa (23/11/2021).

“Kami sosialisasikan kembali ke para pemilik SPBU untuk meningkatkan layanan ke masyarakat, tidak hanya layanan BBM namun juga termasuk memastikan ketersediaan toilet secara gratis, serta memperhatikan kebersihan dan kenyamanannya,” tambah dia.

Running Text SPBU "Ya Ndak Tahu Kok Tanya Saya"

Sebelum ramai soal toilet berbayar, SPBU Pertamina juga pernah jadi sorotan publik karena video papan display harga atau totem sebuah SPBU menampilkan tulisan "YNTKTS", beredar di media sosial.

Running text tersebut juga disertai kepanjangan dari singkatan tersebut, yaitu "YA NDAK TAHU KOK TANYA SAYA.". Video ini salah satunya disebarkan oleh akun Twitter @IbnuTasrip pada Senin (14/6/2021).

Baca juga: Viral, Running Text SPBU Bertuliskan Ya Ndak Tahu Kok Tanya Saya, Pertamina: Kena Hack

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com