Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Putar Otak Lakukan Transisi Energi Tanpa Buat APBN Jebol

Kompas.com - 23/12/2021, 08:45 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terus memikirkan cara transformasi dari energi fosil menuju energi hijau tanpa membuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak terseok-seok.

Pasalnya, pemerintah membutuhkan dana luar biasa besar untuk melakukan transisi energi. Untuk memensiunkan 5,5 GW PLTU Batubara saja misalnya, pihaknya membutuhkan dana hingga miliaran dollar AS, yakni 20-30 miliar dollar AS.

Angkanya setara dengan Rp 284 triliun hingga Rp 426 triliun (kurs Rp 14.200).

Baca juga: Sri Mulyani Akui Transisi Energi Butuh Biaya Besar

"Oleh karena itu pembahasan internasional sekarang perhatian dunia ke Indonesia, bagaimana caranya negara dunia akan melakukan energy transition yang smooth affordable dan justice, yang aman, yang juga bisa terjangkau oleh rakyat, oleh industri, oleh APBN tidak jadi jebol, tapi di sisi lain juga adil," kata Sri Mulyani, Rabu (22/12/2021).

Wanita yang karib disapa Ani ini lantas menantang negara-negara maju untuk menyediakan pendanaannya. Sebab, negara maju juga berkontribusi besar menyebabkan karbondioksida (CO2) di dunia.

Di sisi lain, Indonesia sudah berkomitmen menurunkan gas rumah kaca dengan mendesain energy transition mechanism (ETM)

"Jadi leadership Indonesia itu benar-benar dilihat, sebagai negara produsen coal. Kita masih didominasi coal, tapi kita mengatakan, 'oke, fine, we are going to design this policy as long as' kita bisa mendapatkan financing juga. Jadi kita sekarang menantang daripada defensif," ucap Ani.

Baca juga: Cegah Lonjakan Harga, Transisi Energi Bersih Perlu Dilakukan secara Hati-hati

Untuk mempercepat kata Ani, Indonesia juga mengajak dunia menurunkan emisi karbon secara lebih cepat dengan memanfaatkan sektor kehutanan, seperti penanaman mangrove.

Presiden Jokowi dalam hal ini, mengajak para duta besar dan lembaga-lembaga internasional untuk turut serta menanam mangrove. Cara ini dinilai lebih murah dibanding biaya untuk memensiunkan dini PLTU.

"Yang memang sangat mahal adalah energi transition (energi transisi). Untuk mengubah energi ini enggak seperti membalikkan tangan. Kita harus punya perencanaan yang baik, yaitu berapa jumlah demand akan meningkat, berapa jumlah coal plant yang akan bisa dipensiunkan secara dini, dampaknya berapa banyak dari sisi keuangan," pungkas Sri Mulyani.

Baca juga: Ini Proyek-proyek Pertamina untuk Dukung Transisi Energi

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com