JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) resmi melepas ekspor senilai 2,44 miliar dollar AS, atau setara Rp 35,03 triliun yang berasal dari 26 provinsi.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, pelepasan ekspor ini menunjukkan bahwa ekonomi nasional mulai pulih sehingga harus terus dijaga secara serius agar perekonomian Indonesia cepat bangkit dan tumbuh.
“Pelepasan ekspor ini merupakan kolaborasi dan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para pelaku usaha untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional, serta meningkatkan kinerja ekspor nasional. Saya berharap pelepasan ekspor ini dapat memotivasi kalangan dunia usaha untuk terus mempertahankan dan memperluas pasar ekspornya,” ujar Mendag Lutfi dalam Pelepasan Ekspor Akhir Tahun 2021 secara virtual, Kamis (23/12/2021).
Lebih lanjut Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memaparkan, kinerja ekspor Indonesia sepanjang 2021 memperlihatkan kinerja yang positif.
Baca juga: Akan Hadir di Indonesia, AirAsia Food Cari Mitra Merchant Kuliner
Per November 2021, total nilai ekspor telah menembus 209,16 miliar dollar AS dan menjadi yang tertinggi dalam sejarah. Nilai ini melampaui rekor ekspor sepanjang 2011 yang mencapai 203 miliar dollar AS.
Mendag Lutfi mengakui, pihaknya sering bertemu dan berdiskusi dengan eksportir dan memotivasi mereka untuk berani mengeksplorasi peluang pasar baru di kawasan emerging market dan pasar non tradisional.
"Terlebih, dengan adanya ketidakpastian di negara-negara pesaing, kita justru dapat memanfaatkan potensi ekspor yang selama ini belum dioptimalkan seperti Afrika, Asia Selatan, Asia Barat, Eropa Timur dan negara- negara di kawasan Oseania,” kata Mendag Lutfi.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi mengatakan, ekspor serempak kali ini diikuti oleh 278 perusahaan dengan tujuan ekspor ke 58 negara.
Baca juga: Giliran 4,79 Juta Meter Persegi Tanah Grup Texmaco yang Disita Satgas BLBI
Didi memaparkan, ada sebanyak 54 perusahaan yang berpartisipasi atau sekitar 19 persen merupakan usaha berskala kecil dan menengah (UKM) dengan nilai ekspor 5,56 juta dollar AS atau sekitar Rp 79,7 miliar.
Produk-produk yang dikirim UKM diantaranya adalah produk perikanan dan kelautan, furnitur, kerajinan tangan, produk dekorasi rumah, makanan olahan, rempah-rempah, serta tekstil dan produk tekstil.
"Sekitar 81 persen atau 224 perusahaan berkategori non UKM dengan total ekspor mencapai 2,43 miliar dollar AS atau setara Rp 34,9 triliun," kata Didi.
Ragam produk yang dikirim perusahaan non UKM antara lain batu bara, otomotif, minyak sawit dan turunannya, produk perikanan dan kelautan, tekstil dan produk tekstil, produk kimia, sepeda dan bagiannya, karet dan produk karet, dan makanan minuman olahan.
Dari 58 negara tujuan, lanjut Didi, 87 persen didominasi ekspor ke pasar tradisional, sementara 13 persen merupakan negara nontradisional.
Baca juga: Kripto dan Mobile Banking Diprediksi Jadi Target Utama Serangan Siber Tahun Depan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.