Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Membedakan Hotel Bintang 1,2,3,4, dan 5?

Kompas.com - 24/12/2021, 08:29 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Muhammad Idris

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat seseorang ingin menginap di hotel, salah satu pertimbangannya adalah jumlah bintang pada hotel.  Setiap hotel memiliki bintang yang berbeda-beda.

Variasi bintang pada hotel umumnya adalah bintang 1, bintang 2, bintang 3, bintang 4, dan juga bintang 5. Secara sederhana, jumlah bintang hotel adalah penilaian terhadap fasilitas dan pelayanan dari sebuah hotel.

 Baca juga: Mulai Rp 6 Jutaan, Ini Daftar Tarif Karantina 10 Hari di Hotel Bintang Dua ke Atas

Dengan kata lain, semakin banyak bintang yang dimiliki sebuah hotel maka semakin baik dan lengkap pula fasilitas dan pelayanan yang disediakan hotel tersebut. Makin banyak bintang, lazimnya semakin mahal tarif menginapnya.  

Melansir situs Investopedia, sistem peringkat hotel menggunakan istilah bintang ini dirancang untuk mengukur kualitas hotel. Dengan demikian, tidak semua hotel bintang satu tidak layak ditinggali, hanya saja hotel ini menawarkan fasilitas dasar dan terbatas.

Penentu bintang pada hotel ini juga berbeda-beda pada setiap negara. Bahkan di AS, situs web memberikan bintang yang berbeda untuk hotel yang sama. Pasalnya, situs penyedia penyewaan hotel memiliki penilaian masing-masing terkait fasilitas dan akomodasi yang ditawarkan hotel.

Baca juga: Deretan 10 Negara Termiskin di Dunia

Di Eropa, terdapat lembaga pemerintah daerah dan organisasi independen yang menentukan peringkat bintang tiap hotel. Sementara di Amerika Serikat, bintang diberikan oleh berbagai kelompok yang berbeda seperti buku panduan perjalanan, asosiasi perjalanan konsumen, situs web, hingga agen perjalanan.

Meski berbeda-beda, tapi biasanya penentuan peringkat bintang pada hotel ini sebagai berikut:

Hotel Bintang 1

Hotel berbintang 1 ini hanya diperuntukkan bagi pengunjung yang hanya sekedar butuh istirahat di malam hari. Hotel ini menawarkan kamar sederhana yang terdiri dari tempat tidur dan kamar mandi.

Hotel bintang 1 seringkali tidak menyediakan restoran sehingga pengunjung harus berjalan ke luar hotel jika ingin membeli makanan atau minuman. Hotel juga tidak menawarkan fasilitas tambahan atau layanan khusus.

Baca juga: 10 Film dengan Modal Cekak Namun Untung Besar

Namun, hotel bintang 1 memberikan harga sewa yang jauh lebih murah. Hotel ini cocok bagi para traveller yang memiliki budget minim tapi ingin menjelajahi berbagai tempat dan hanya menjadikan hotel sebagai tempat tidur di malam hari.

Ilustrasi kamar hotel.PEXELS/PHOTOMIX COMPANY Ilustrasi kamar hotel.

Hotel Bintang 2

Meski mirip dengan hotel bintang 1, hotel bintang 2 umumnya merupakan bagian dari waralaba besar daripada hotel bintang 1 yang biasanya dimiliki individu. Namun akomodasinya sederhana sama seperti hotel bintang 1.

Kendati demikian, pada kamar hotel bintang 2 biasanya menyediakan televisi dam pendingin ruangan. Hotel ini umumnya juga menawarkan restoran atau ruang makan di tempat dan layanan housekeeping harian. Resepsionis hotel ini tersedia selama 24 jam.

Hotel Bintang 3

Hotel bintang 3 biasanya merupakan bagian dari jaringan hotel yang lebih besar dan lebih mewah. Hotel ini umumnya lebih bergaya dan nyaman daripada hotel bintang 1 dan 2.

Hotel bintang 3 menawarkan layanan dan fasilitas yang lebih banyak meski masih terbatas, seperti pusat kebugaran, kolam renang, layanan bisnis, restoran di tempat, layanan kamar, ruang konverensi, dan layanan valet.

Baca juga: Sebagai Bank Sentral, Apakah BI Wajib Cari Untung?

Kamar hotel bintang 3 tentu berukuran lebih besar dengan perabotan yang berkualitas lebih tinggi dan seingkali dilengkapi fasilitas mewah seperti TV layar datar. Hotel bintang 3 umumnya terletak di dekat jalan tol utama dan tempat hiburan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com