Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Siapkan Skenario Kedatangan 5.000 WNI dari Luar Negeri

Kompas.com - 27/12/2021, 09:08 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga Koordinator Penanganan PPKM wilayah Jawa dan Bali, Luhut Binsar Pandjaitan memperkirakan, bakal ada 5.000 warga negara Indonesia (WNI) dari luar negeri yang bakal kembali ke Tanah Air pada awal tahun depan.

Oleh karenanya, pemerintah akan terus memperkuat pengawasan di pintu masuk Indonesia. Pengetatan karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri akan dilakukan untuk mencegah kebocoran di bandara maupun tempat karantina.

"Jadi kami sudah melakukan kontigensi atau skenario kedatangan 5.000 lebih masyarakat Indonesia yang kembali dari luar negeri, mulai dari tanggal 1 sampai dengan belasan (Januari 2022). Oleh karena itu, tetap kami berikan karantina 10 sampai dengan 14 hari sesuai negara asal datangnya," ujarnya melalui keterangan pers virtualnya mengenai evaluasi PPKM lanjutan, Senin (27/12/2021).

Baca juga: Mulai Rp 6 Jutaan, Ini Daftar Tarif Karantina 10 Hari di Hotel Bintang Dua ke Atas

Lebih lanjut kata Luhut, perbaikan akan terus dilakukan terhadap berbagai masalah yang sempat terjadi, baik di bandara maupun wisma karantina.

Pemerintah dalam hal ini melakukan koordinasi cepat, di antaranya dengan melakukan evaluasi kesiapan Bandara Internasional Juanda, sebagai alternatif pintu masuk dan pemenuhan kebutuhan logistik seluruh PPLN yang melakukan karantina di Wisma Surabaya.

"Jadi, Surabaya sudah dicek ke lapangan, nanti sore akan kami cek ulang lagi kesiapannya. Ketika nanti datang melalui Surabaya karena kita harus bagi. Karena kalau semua masuk 6.000 di Jakarta, akan repot karantinanya maka akan kita bagi Surabaya dan Jakarta," ucapnya.

Luhut mengklaim, berkat langkah-langkah tegas yang diambil pemerintah untuk mencegah masuknya virus varian Omicron, kasus Covid-19 yang terjadi di Tanah air masih berada pada tingkat yang rendah.

Menurut dia, Lebih dari 164 hari kasus positif Covid-19 tetap rendah sejak puncak kasus varian Delta pada 15 Juli yang lalu. Hingga saat ini belum terlihat adanya indikasi peningkatan kasus akibat gelombang Omicron.

Sementara itu, perkembangan mengenai kasus varian Omicron sejak Minggu (26/12/2021), penyebarannya semakin luas dan telah terdeteksi di 115 negara dengan total kasus mencapai lebih dari 184.000. Kendati meluas penyebarannya, Luhut pun menyampaikan kabar baiknya.

Virus varian baru Omicron tersebut menyebabkan kematian yang jauh lebih rendah dibandingkan varian Delta. Studi yang dilakukan di Inggris menunjukan bahwa varian Omicron ini memberikan risiko perawatan di rumah sakit yang jauh lebih rendah dari varian Delta.

"Saat ini jumlah kasus di Afrika Selatan juga sudah menunjukkan tren flattening. Namun, kita tetap harus hati-hati, karena data di negara lain menunjukkan kasus anak mengalami peningkatan karena Omicron. Untuk itu, Saya mendorong para orang tua di daerah-daerah yang telah memulai vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak, untuk segera membawa anak-anaknya untuk divaksinasi," imbau Luhut.

Baca juga: Siap-siap, Pemerintah Bakal Perketat Karantina buat WNI dari Luar Negeri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com