Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Tahun 2021, Blok Rokan, Toilet, hingga Rencana Mogok Kerja

Kompas.com - 31/12/2021, 12:39 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) telah menjadi sorotan beragam isu, baik positif maupun negatif, di sepanjang tahun 2021.

Mulai dari pengambilalihan Blok Rokan, perdebatan antara Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama dengan Kementerian BUMN, hingga rencana aksi mogok serikat pekerja Pertamina.

Kompas.com merangkum sejumlah isu besar yang mendapatkan banyak sorotan publik. Salah satunya, melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengambil alih ladang minyak Blok Rokan di Riau dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) sejak 8 Agustus 2021.

Baca juga: Daftar 7 Kilang Terbesar di ASEAN, Pertamina Nomor Berapa?

Peralihan Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina

Jejak awal Chevron di Blok Rokan sudah dimulai pada 1924 atau 97 tahun yang lalu, meski lapangan minyak di wilayah kerja tersebut baru berproduksi pada 1951. Namun, pada Mei 2019 pemerintah memutuskan pengelolaan Blok Rokan diambil alih Pertamina.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pun menilai, alih kelola Blok Rokan ini menjadi momen bersejarah bagi Pertamina maupun Indonesia. Kontribusi blok migas ini pun mencapai 24 persen terhadap produksi minyak nasional, sehingga akan menunjang pertahanan energi nasional.

"Pertamina berkomitmen untuk pertahankan produksi pasca alih kelola dengan melakukan pengeboroan yang telah direncanakan," kata Nicke dalam acara Serah Terima WK Rokan secara virtual, Minggu (8/8/2021) malam.

Baca juga: 2 Bulan Setelah Dikelola Pertamina, Blok Rokan Setor Rp 2,7 Triliun ke Negara

Kebakaran tangki BBM di kilang Pertamina

Di sisi lain, pada tahun ini setidaknya Pertamina sudah mengalami 3 kali kebakaran tangki BBM, terdiri dari 2 kali kejadian di kilang Cilacap, Jawa Tengah pada 11 Juni 2021 dan 13 November 2021, dan 1 kali di Kilang Balongan, Jawa Barat pada 29 Maret 2021.

Adapun kesimpulan Pertamina berdasarkan hasil investigasi terhadap kebakaran 4 tangki penyimpanan (storage) 42-T-301 E, F, G, dan H di Kilang Balongan diduga akibat tersambar petir. Ledakan diketahui berawal dari tangki G yang kemudian merembet ke tiga tangki lainnya.

Itu dari hasil invetigasi internal perusahaan, Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) yang berada di bawah BPPT, Pusat Penelitian Petir LAPI ITB, Ditjen Migas Kementerian ESDM, dan lembaga internasional Det Norske Veritas (DNV).

"Mayoritas hasil investigasi menyebutkan telah terjadi kebocoran di dinding tangki G dengan penyebab yang berbeda-beda dari setiap hasil investigasinya," ujar Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Djoko Priyono dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (29/9/2021).

Ia menjelaskan, terkait penyebab kebocoran dinilai akibat terjadinya sambaran petir travelling pada pukul 23.09 WIB yang menyebabkan degradasi pada dinding/plat atau las-lasan di tangki G.

Hal itu berdampak pada penurunan penipisan dinding/plat atau las-lasan tangki G, disusul dengan robek dan bocornya dinding tersebut akibat tekanan mekanik dari dalam tangki yang telah terisi BBM pada level mendekati penuh.

Sementara, untuk penyebab kebakaran, Pertamina menyimpulkan akibat sambaran petir atau induksi pada tangki G yang berdampak terjadinya segitiga api yaitu udara oksigen, vapor hydrocarbon, dan sambaran petir.

Baca juga: Kilang Minyak Pertamina 3 Kali Kebakaran dalam Setahun

Kritik Ahok soal kontrak BUMN yang bikin rugi

Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam video di channel YouTube-nya yakni Panggil Saya BTP, menyatakan banyak kontrak yang dimiliki BUMN tapi justru menguntungkan pihak lain, termasuk Pertamina.

"Banyak kontrak-kontrak di BUMN yang sangat merugikan BUMN, termasuk Pertamina. Itu yang saya marah, ini lagi kita koreksi. Kenapa kontrak-kontraknya menguntungkan pihak lain?," ungkapnya seperti dikutip dalam video, Senin (29/11/2021).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menilai, permasalahan yang terjadi BUMN itu suka terlindungi oleh oknum-oknum yang ada di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Alhasil, seringkali tidak menjadi temuan yang mengarah pada korupsi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com