Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Desember 2021 Capai Angka Tertinggi dalam 2 Tahun Terakhir

Kompas.com - 03/01/2022, 11:48 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Desember 2021 tercatat sebesar 0,57 persen. Dengan begitu, inflasi secara tahunan (year on year/yoy) mencapai 1,87 persen.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, inflasi bulan Desember menjadi yang tertinggi sepanjang tahun 2021, bahkan sejak Juli 2020. Sementara secara bulanan, tingkat inflasi bulan Desember 2021 merupakan yang tertinggi sejak 2 tahun terakhir.

"Kalau month to month, inflasi yang ada pada Desember ini tercatat sebagai inflasi tertinggi selama 2 tahun terakhir. Kalau secara year on year (tahunan), inflasi Desember tercatat yang tertinggi sepanjang 2021," ucap Margo dalam konferensi pers, Senin (3/1/2022).

Baca juga: Batal Tutup 1 Januari 2022, Bandara Halim Perdanakusuma Masih Beroperasi

Margo menjelaskan, inflasi terjadi di 88 kota usai BPS melakukan pemantauan di 90 kota IHK. Sementara dua kota lainnya mengalami deflasi. Tingginya inflasi tecermin dari naiknya IHK dari 107,05 pada November 2021 menjadi 107,66 pada Desember 2021.

Adapun inflasi tertinggi terjadi di Jayapura, yakni sebesar 1,91 persen. Komoditas pengerek inflasi, antara lain angkutan udara dengan andil 0,94 persen, ikan ekor kuning dengan andil 0,29 persen, dan ikan tongkol sebesar 0,14 persen.

"Sementara deflasi tertinggi ada di Dumai sebesar -0,13 persen, yang terendah di Bukittinggi -0,04 persen. Komoditas penyebab deflasi di Dumai adalah cabai merah, ikan serai, dan tomat," sebutnya.

Baca juga: Jokowi Pastikan Indonesia Akan Setop Ekspor Bauksit dkk

Terkerek harga cabai rawit hingga minyak goreng

Melonjaknya harga minyak goreng dan beragam komoditas lainnya turut mengerek inflasi berdasarkan kelompok pengeluaran

Andil terbesar terhadap inflasi bulan Desember 2021 berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,41 persen.

Komoditas dominan penyumbang inflasi adalah cabai rawit yang memberi andil sebesar 0,11 persen, minyak goreng yang andilnya 0,08 persen, dan telur ayam ras sebesar 0,05 persen.

Tak pelak, inflasi pada komponen harga bergejolak menyumbang andil paling besar, dengan andil 0,38 persen. Sementara untuk komponen inti memberi andil 0,11 persen, dan komponen harga yang diatur pemerintah sebesar 0,08 persen.

"Yang memberikan andil terbesar adalah komponen harga bergejolak. Komoditasnya adalah naiknya harga pada cabai rawit, minyak goreng, telur ayam ras, daging ayam ras, dan cabai merah. Kalau penyumbang komponen inti adalah ikan segar dan sabun deterjen bubuk atau cair," ucap Margo.

Sementara kelompok pengeluaran lainnya yang menyumbang inflasi adalah transportasi dengan andil 0,07 persen. Inflasi pada kelompok ini lebih disebabkan oleh kenaikan tarif angkutan udara yang memiliki andil 0,06 persen.

"Kelompok inflasi inti menggambarkan adanya kebaikan daya beli masyarakat, kemampuan masyarakat untuk membeli sejumlah komoditas menunjukkan adanya perbaikan," pungkas Margo.

Baca juga: Buka Perdagangan Bursa 2022, Jokowi Mengingat Kengerian Lonjakan Kasus Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com