Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Mata Uang Turki Anjlok, Erdogan Hadapi Inflasi Tertinggi Sejak 2002

Kompas.com - 04/01/2022, 08:11 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

ANKARA, KOMPAS.com - Inflasi tahunan Turki meroket, mencapai level tertinggi dalam kurun waktu 19 tahun terakhir. Hal ini seiring dengan anjloknya mata uang lira yang membuat biaya impor negara tersebut melonjak.

Institut Statistik Turki mencatat, indeks harga konsumen Turki sepanjang tahun 2021 meningkat 36 persen, dibanding tahun sebelumnya (year on year/yoy). Lonjakan inflasi itu menjadi yang tertinggi sejak tahun 2002.

Melansir CNN, inflasi di Turki utamanya disebabkan oleh biaya transportasi yang melesat 54 persen secara yoy dan minuman dan makanan meroket 43,8 persen secara yoy. Harga komoditas perlengkapan rumah dan penginapan juga meningkat 40 persen secara tahunan.

Baca juga: Inflasi Desember 2021 Capai Angka Tertinggi dalam 2 Tahun Terakhir

Pada saat bersamaan, nilai tukar lira terhadap dollar AS melemah lebih dari 40 persen sepanjang tahun lalu. Kebijakan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang terus memangkas suku bunga, ketimbang menaikannya, menjadi biang kerok anjloknya nilai tukar lira.

Inflasi tinggi dan anjloknya mata uang lira membuat pemerintah Turki mengambil tindakan luar biasa untuk mencoba melindungi pekerja dan nasabah bank.

Bulan lalu, Erdogan mengumumkan kenaikan upah minimum sebesar 50 persen dan rencana pembuatan jenis baru rekening deposito lira, yang diharapkan dapat melindungi nasabah dari devaluasi. Selain itu, Erdogan juga mengimbau kepada pengusaha dan masyarakat untuk mempertahankan lira.

"Selama kita tidak menggunakan uang kita sebagai patokan, kita pasti akan hancur. Lira Turki adalah uang kita, dan itu yang akan kami pegang. Bukan dengan mata uang asing," ujar Erdogan, dikutip dari CNN, Selasa (4/1/2022).

"Kami telah berupaya untuk mengeluarkan ekonomi Turki dari spiral suku bunga tinggi, inflasi tinggi, dan menempatkannya di jalur pertumbuhan melalui investasi, lapangan kerja, produksi, ekspor, dan surplus neraca berjalan," tambahnya.

Sebagai informasi, bank sentral Turki (TCMB) memangkas suku bunga acuan selama 4 bulan beruntun sebesar 500 basis poin menjadi 14 persen. Padahal, indeks harga konsumen di negara itu terus melesat.

Asal tahu saja, pada umumnya bank sentral akan menaikan suku bunga acuan untuk mengurangi jumlah uang beredar pada saat terjadi inflasi. Ini dilakukan guna meredam laju indeks harga konsumen.

Baca juga: Lira Turki Anjlok Lebih dari 40 Persen Setahun, Kok Bisa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com