Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Batu Bara Acuan Januari 2022 Turun, Ini Sebabnya

Kompas.com - 06/01/2022, 14:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga Batu Bara Acuan (HBA) di awal tahun 2022 turun tipis seiring meningkatnya produksi batu bara oleh China. Kementerian ESDM menetapkan HBA pada Januari 2022 sebesar 158,50 dollar AS per ton.

Angka HBA tersebut turun 1,29 dollar AS per ton dibandingkan dengan HBA Desember 2021 yang mencapai 159,79 dollar AS per ton.

"Pemerintah China berusaha meningkatkan produksi batu bara dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri yang berdampak pada meningkatnya stok batu bara dalam negeri," ujar Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM. Agung Pribadi dalam keterangannya, Kamis (6/1/2022).

Baca juga: KSP: Pemerintah Tidak Membabi Buta Melarang Ekspor Batu Bara

Ia menjelaskan, sepanjang tahun 2021 lalu, HBA cukup mengalami kenaikan pesat, bahkan sempat mencapai level tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Pada Januari 2021 HBA dibuka pada level 75,84 dollar AS per ton, lalu mengalami kenaikan pada Februari 2021 menjadi 87,79 dollar AS per ton, meski sempat turun di Maret menjadi 84,47 dollar AS per ton.

Selanjutnya HBA terus mengalami kenaikan secara beruntun. Pada April 2021 berada di angka 86,68 dollar AS per ton, Mei 89,74 dollar AS per ton, Juni 100,33 dollar AS per ton, Juli 115,35 dollar AS per ton.

Kemudian pada Agustus naik menjadi 130,99 dollar AS per ton, September 150,03 dollar AS per ton, Oktober 161,63 per ton dollar AS, dan November mencapai 215,01 dollar AS per ton. Namun sempat turun pada Desember menjadi 159,79 dollar AS per ton.

Sebagai informasi, HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, total moisture 8 persen, total sulphur 0,8 persen, dan ash 15 persen.

Nantinya, harga ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batubara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).

Agung mengatakan, pada dasarnya ada dua faktor turunan yang mempengaruhi pergerakan HBA yaitu supply (suplai) dan demand (permintaan).

Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

"Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro," papar dia.

Baca juga: Indonesia Larang Ekspor Batu Bara, Dubes Jepang Surati Menteri ESDM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com