Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Kita Perkirakan Puncak Gelombang Omicron Terjadi Awal Februari

Kompas.com - 12/01/2022, 11:10 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, dari hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, puncak varian Omicron akan mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari, atau lebih cepat dari variant Delta.

Maka puncak kasus karena varian ini di Indonesia diperkirakan akan terjadi pada awal Februari mendatang.

"Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari. Sebagian besar kasus yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan, sehingga nanti strateginya juga akan berbeda dengan varian Delta," kata Luhut dalam konferensi pers virtual yang disiarkan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rabu (12/1/2022).

Baca juga: Luhut: Status Siaga Utama Omicron Ditetapkan Saat Keterisian RS Capai 20-30 Persen

Luhut menambahkan, Indonesia saat ini dinilai jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron. Dimana tingkat vaksinasi dalam negeri sudah lebih tinggi dari Juli tahun lalu. Disusul dengan kapasitas testing dan tracing Indonesia yang juga dinilai jauh lebih tinggi daripada tahun lalu.

"Sistem kesehatan kita juga sudah lebih siap, baik dalam hal obat-obatan termasuk molnupiravir dari Merck yang sudah didatangkan Menkes, tempat tidur RS, tenaga kesehatan, oksigen, dan fasilitas isolasi terpusat jauh lebih bagus saat ini," imbuh Luhut.

Oleh karenanya, dengan berbagai kesiapan tersebut, serta dari pengalaman yang lalu, Luhut meyakini bahwa kasus diperkirakan tidak akan meningkat setinggi negara lain.

Namun, hal tersebut dapat dicapai dengan catatan semua masyarakat harus disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan terutama dalam mencegah penyebaran varian omicron.

Baca juga: Dibongkar Luhut, PLN Beli Batu Bara dari Makelar, Bukan dari Produsen

"Saya harapkan kita semua kompak, tidak perlu saling menyalahkan karena ini sesuatu yang tidak bisa dihindari, tapi kita bisa memitigasi sehingga dalam keadaan terkendali atau dampak yang minimal," jelasnya.

Kembali Luhut menekankan, kasus Covid-19 di Indonesia kemungkinan akan naik, tapi masyarakat diminta tidak panik. Masyarakat diminta untuk tetap waspada terutama dalam menghadapi varian omicron.

"Kami akan terus memonitor secara ketat perkembangan kasus dan akan mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan. Perawatan di RS akan menjadi salah satu indikator utama. Kami akan high alert ketika BOR mendekati 20-30 persen di RS," imbuh Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) ini. (Ratih Waseso)

Baca juga: MotoGP 2022 Terancam Omicron, Sandiaga Uno: The Show Must Go On

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Puncak Kasus Varian Omicron Awal Februari, Pemerintah: Masyarakat Tak Perlu Panik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com