Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Ekspor 150 Kontainer Sabun Olahan UKM Ke Afrika dan Timur Tengah

Kompas.com - 15/01/2022, 20:05 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koperasi dan UKM melepas ekspor 150 kontainer sabun olahan UMKM ke enam negara di Afrika dan Timur Tengah.

Ekpor ini merupakan hasil kolaborasi PT Restu Graha Dana, Kamar Dagang Indonesia (KADIN) , dan Komunitas UMKM Naik Kelas.

Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM, Hanung Harimba Rachman berharap langkah ini menjadi semangat baru bagi para UMKM untuk terus berdaya saing dan menembus pasar global.

Baca juga: Ekspor Dibuka Bertahap, 18 Kapal Dapat Izin Angkut Batu Bara ke Luar Negeri

"Ini salah satu prioritas kita agar UKM masuk pasar global dan ini yang akan terus kita dorong," ungkap Deputi Bidang UKM, KemenKopUKM, Hanung Harimba Rachman dalam acara Peluncuran Ekspor 150 Kontainer Sabun , di Jakarta, Sabtu (15/1/2022).

Lebih lanjut, Hanung memaparkan saat ini pemerintah ingin meningkatkan kontribusi ekspor UKM mencapai 17 persen di tahun 2024. Sementara saat ini, kata Hanung kontribusi ekspor UKM baru hanya mencapai 15,6 persen.

Menurutnya, untuk memastikan target peningkatan kontribusi ekspor ni, pelaku UKM nasional membutuhkan biaya logistik yang lebih murah dan pengurusan administrasi ekspor yang lebih cepat.

"Kelangkaan kontainer menjadi permasalahan utama untuk UKM. Akibatnya biaya pengangkutan mahal atau biaya yang naik 300 persen dan risiko kerusakan sangat tinggi karena lamanya penyimpanan produk," kata Hanung.

Selain kelangkaan kontainer, Hanung mengatakan, kendala lainnya ialah pemetaan permintaan domestik atau tidak adanya market intelligence untuk menanggapi peluang produk, kapasitas produk, sertifikasi internasional, dan kemudahan pembiayaan ekspor bagi pelaku UKM.

Baca juga: Ini Syarat yang Harus Dipenuhi Perusahaan Sebelum Ekspor Batu Bara agar Tak Terkena Sanksi

Dia pun menegaskan bahwa kontribusi ekspor Indonesia masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Tiongkok yang memiliki kontribusi ekspor UKM sebesar 68 persen dan indeks kinerja logistik 3,61 persen, serta India dengan kontribusi ekspor UKM 40 persen dan indeks kinerja logistik 3,18 persen.

"Ini menunjukkan kurang efisiennya waktu dalam pemenuhan dokumen ekspor serta kurangnya dukungan infrastruktur bagi pelaku UKM Indonesia untuk eskpor produknya. Hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama," ujar Hanung.

Dalam membangun ekosistem ekspor yang kondusif bagi UKM, Kemenkop UKM juga telah menyediakan berbagai program, di antaranya SMESCO Hub Timur untuk mengagregasi produk UMKM dan koperasi wilayah timur Indonesia, baik untuk target pasar di dalam dan luar negeri.

Selain itu, Kemenkop UKM juga menyediakan SMESCO Labo untuk skill enrichment bagi semua pelaku usaha atau industri kecil dan menengah.

Di dalam SMESCO Labo ini, tersedia beberapa fasilitas laboratorium yang sudah tersedia, seperti mechanical lab, photography lab, food lab, dan handycraft lab.

"Kita juga punya rumah produksi bersama dalam komoditas produk nilam, rotan, biofarma, kelapa, dan sapi. Angkutan kargo terjadwal, dan logistik bersubsidi kolaborasi bersama Garuda Indonesia. Pembiayaan ekspor. Sertifikasi internasional, sertifikasi mutu ISO/HACCP, FSSC, BRC, Organik, dan SVLK," papar Hanung.

Sementara itu Komisaris PT Restu Graha Dana, Dian Prasetyo mengatakan, dengan adanya ekspor kali ini menunjukkan bahwa pelaku UKM dapat ikut berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui ekspor.

"Kita bergandengan tangan untuk berkontribusi pada ekonomi Indonesia," kata Dian.

Ketua Umum Komunitas UMKM Naik Kelas, Raden Tedy menambahkan bahwa pelepasan ekspor ini menjadi bukti adanya sinergi antara UMKM dengan pelaku usaha untuk mengekspor sabun dengan bahan baku dari UMKM di seluruh Indonesia.

"Sabun ini ada yang bahan bakunya dari kelapa sawit, buah pala dan masih banyak lagi. Kita juga akan melakukan ekspor terhadap produk UMKM lain ke depannya," tegas Tedy.

Baca juga: Akhir Gonjang-ganjing Larangan Ekspor Batu Bara...

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com