BALI, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno merekomendasikan Museum Pasifika Bali sebagai salah satu tempat side event G20.
“Saya terpikir untuk menjadikan Museum Pasifika ini sebagai tempat side event untuk kegiatan kita seperti G20. Kita bisa memulai dengan lunch atau cocktail atau mungkin dinner di sini, membawa tamu-tamu, sehingga bisa mengapresiasi karya seni untuk kebangkitan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Ini yang kita harapkan,” ujar Sandiaga dalam siaran pers, Senin (17/1/2022).
Baca juga: MotoGP Terancam Batal, Sandiaga Uno : Kita Tidak Terima Diancam
Museum Pasifika menyimpan 600 karya seni lukisan serta pahatan yang mengesankan dari 200 seniman di 25 negara Asia Pasifik.
Selain itu, Museum Pasifika juga menjadi pusat budaya dengan mengedepankan aspek pendidikan dan sosial, dan daya tarik wisata bertaraf internasional.
Baca juga: Status Pandemi Diperpanjang, MotoGP hingga Pertemuan G20 Dipastikan Tetap Jalan
Sandiaga mengatakan, Indonesia memiliki koleksi masterpiece dari Raden Saleh hingga Lempad, dari Affandi dan Hendra hingga Kobot, ini menunjukkan, karya seni Indonesia sangat potensial dan luar biasa.
“Seperti yang kita lihat ini luar biasa, di belakang kita ada foto yang menjadi lukisan sangat epic dari Raden Saleh dan Pangeran Diponegoro. Seperti yang kita ketahui Raden Saleh memiliki koleksi termahal, lukisan yang dijual dapat mencapai harga 11 juta Euro dan ini sudah semestinya kita apresiasi,” ujarnya.
Baca juga: Persiapan KTT G20, Erick Thohir Minta AP I Pastikan Kesiapan Bandara Ngurah Rai Bali
Sandiaga mengatakan, pandemi Covid-19 sangat menghantam kegiatan yang berbasis seni. Dan Museum Pasifika tentunya mengalami penurunan yang signifikan. Namun, Museum Pasifika melakukan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi, salah satunya dengan memperoleh sertifikasi CHSE.
Selain itu, pesatnya perkembangan digital di era metaverse ini, juga dinilai menjadi peluang agar pelaku seni dapat mengambil kesempatan dalam memperoleh keuntungan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
“Di tengah-tengah NFT dan juga bagaimana memonetisasi karya-karya seni di dalam metaverse kita melihat ada ruang. Museum Pasifika ini musti menjadi agent of change,” katanya.