Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Lesu, IHSG dan Rupiah Awal Sesi Melemah

Kompas.com - 25/01/2022, 09:21 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (25/1/2022). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.07 WIB, IHSG berada pada level 6.621,18 atau turun 33,97 poin (0,51 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.655,16.

Sebanyak 150 saham melaju di zona hijau dan 235 saham di zona merah. Sedangkan 175 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 819,27 miliar dengan volume 1,5 miliar saham.

Baca juga: IHSG Masih Akan Merah? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Bursa Asia mayoritas merah dengan kenaikan Nikkei 1,85 persen, Shanghai Komposit 0,12 persen, dan Strait Times 0,03 persen. Berbeda dengan Hang Seng Hong Kong yang menguat 0,30 persen.

Wall Street pagi tadi ditutup hijau dengan kenaikan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,29 persen, S&P 500 menguat 0,28 persen, dan Nasdaq 0,63 persen.

Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan, secara teknikal candlestick membentuk bearish harami dengan stochastic yang mengalami deadcross.

“Pola tersebut mengindikasikan potensi pelemahan dan berpotensi melemah hingga resistance terdekat MA50. Dari dalam negeri, investor akan mencermati data FDI, selain itu kenaikan kasus Covid-19 juga mulai menjadi perhatian,” kata Dennies dalam rekomendasinya.

Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah.

Melansir data Bloomberg, pukul 09.00 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.351 per dollar AS, atau turun 16 poin (0,11 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.335 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pasar masih mewaspadai hasil rapat kebijakan moneter the Fed di Kamis dini hari pekan ini. Indikasi pengetatan moneter yang lebih besar bisa mendorong penguatan dollar AS ke depan.

“Nilai tukar rupiah masih berpotensi bergerak melemah. Walaupun ada sentimen the Fed, rupiah masih bisa bergerak menguat, karena pasar mempertimbangkan kondisi ekonomi Indonesia yang relatif stabil dari sisi inflasi, pandemi dan peluang pemulihan ekonomi ke depan,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak melemah pada kisaran Rp 14.300 per dollar AS sampai dengan Rp 14.380 per dollar AS.

Baca juga: Grab dan Singtel Resmi Jadi Pemegang Saham Bank Fama

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com