Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Direktur DJKN soal Anak Buahnya yang Palsukan Surat Aset Jaminan BLBI

Kompas.com - 26/01/2022, 16:12 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Rionald Silaban mengungkapkan, ada satu orang pegawai di lingkungannya menjadi pemalsu surat aset tanah kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas BLBI ini mengungkapkan, kejadian itu baru diketahui ketika Satgas BLBI terbentuk dan menyisir aset beserta surat-suratnya.

Kini, pelaku sudah diamankan dan ditahan oleh pihak kepolisian. Bersama eks pegawai DJKN itu, polisi juga menahan 11 oknum pemalsu aset kasus BLBI.

"Bukan 11 orang, tapi 1 orang. Perbuatan itu ketahuan ketika kami di Satgas BLBI mulai menelusuri ada aset kami. Dan kami melihat di lapangan adanya suatu tindakan terhadap aset tersebut, setelah kita teliti ada surat dari pejabat kami yang tidak dikeluarkan oleh pejabat kami," kata Rionald dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (26/1/2022).

Baca juga: Mahfud MD Ungkap Ada Pengemplang BLBI yang Jadikan Laut sebagai Jaminan Utang

Pria yang karib disapa Rio ini menjelaskan, Satgas BLBI langsung menindaklanjuti temuan tersebut dengan melaporkannya ke Bareskrim Polri.

Bareskrim akhirnya melakukan pengembangan hingga ke Polres Bogor. Setelah diteliti, ada seorang pegawai mudah di lingkungan Kementerian Keuangan yang terlibat dalam proses pemalsuan.

"Ada satu orang pegawai muda yang terlibat, yang bersangkutan melakukan pemalsuan surat. Jadi ada satu orang, bukan 11 orang," jelas Rio.

Rio lantas menegaskan, Satgas BLBI dan DJKN bakal menindak tegas segala pemalsuan aset yang berkaitan dengan kasus BLBI. Sebab saat ini, satgas masih berupaya mengejar utang dan hak tagih pemerintah sejak bergulir tahun 1998 silam.

"Tentu ini penting buat kami karena kami ingin memastikan bahwa aset negara tidak dipermainkan. Kalaupun ada oknum-oknum, kita akan menindak secara tegas," tandas Rio.

Sebelumnya, satu orang tersangka ini juga sudah diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD dalam konferensi pers kinerja Satgas BLBI, Kamis (20/1/2022).

Setelah Satgas BLBI bekerja dan membongkar dokumen lama, ada sejumlah dokumen yang dinyatakan palsu. Bahkan, ada surat yang menyatakan sebuah tanah di kota tertentu menjadi jaminan, padahal setelah diteliti aset tersebut bukan tanah, melainkan lautan.

Mahfud lantas berujar, ini merupakan prestasi Satgas BLBI yang bertindak cepat mengejar para pelaku. Bukan sebuah nista meski salah satu pelaku adalah seseorang di lingkungan pemerintahan.

"Ditangkapnya beberapa oknum di Kementerian Keuangan atau DJKN yang memalsukan surat-surat aset tanah, sekarang ditangkap dan sudah ditahan, karena beberapa surat jaminan aset BLBI dipalsukan, dialihnamakan, dan sebagainya," ucap Mahfud.

Baca juga: Satgas BLBI Akui Ada Aset Pengemplang yang Balik Lagi ke Pemilik Lama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com