Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Manufaktur Tembus Rp 325,4 Triliun, Menperin: Sinyal Penting bagi Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 31/01/2022, 17:58 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Investasi sektor manufaktur mencapai Rp 325,4 triliun pada 2021, atau naik sebesar 19 persen dari tahun 2020 yang jumlahnya Rp 272,9 triliun.

Angka tersebut melewati target capaian investasi manufaktur yang telah diproyeksikan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebesar Rp 280 triliun hingga Rp 290 triliun.

"Ini sinyal penting bagi ekonomi Indonesia, karena menunjukkan bahwa level kepercayaan terhadap Indonesia masih tinggi. Investor masih melihat bahwa Indonesia is good for business and investment. Saya percaya ini menjadi momentum penting menguatnya ekonomi Indonesia pasca pandemi," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasmita dalam siaran resminya, Senin (31/1/2022).

Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), capaian investasi sebesar Rp 325,4 triliun tersebut terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 94,7 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar 15,8 miliar dollar AS.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Pintu Masuk Internasional di Bali Justru Dibuka

Dari angka tersebut, subsektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya mencatatkan porsi investasi terbesar, yaitu Rp 117,5 triliun atau berkontribusi 13 persen dari total investasi sepanjang 2021.

Selama ini, investasi sektor manufaktur juga membawa dampak luas bagi perekonomian nasional, salah satunya melalui penyerapan tenaga kerja.

"Serapan tenaga kerja di industri manufaktur mencapai 1,2 juta orang pada 2021, menjadikan jumlah totalnya menjadi 18,64 juta orang," ucap Menperin.

Realisasi investasi tersebut sebagian besar tersebar ke lima wilayah di Tanah Air, yakni paling besar di Jawa Barat sebesar Rp 136,1 triliun atau sebesar 15,1 persen, DKI Jakarta Rp 103,3 triliun atau sebesar 11,5 persen, Jawa Timur Rp 79,5 triliun atau sebesar 8,8 persen, Banten Rp 58 triliun atau sebesar 6,4 persen, Riau Rp 53 triliun atau sebesar 5,9 persen.

"Kami berharap investasi sektor industri ini, selain berdampak pada penyerapan tenaga kerja lokal di masing-masing daerah, mampu juga menggerakan sektor industri kecil di daerah-daerah yang menjadi tujuan investasi tersebut,” tuturnya.

Baca juga: Kisah Richard Theodore, Sempat Ditipu dan Rugi Ratusan Juta, Kini Punya 80 Outlet Summer Minibar

Untuk mendorong investasi di sektor industri, beberapa program yang didorong oleh Kemenperin antara lain meliputi program subtitusi impor 35 persen Tahun 2022, program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), dan hilirisasi sumber daya alam.

Menperin Agus juga mengatakan, untuk akselerasi peningkatan investasi di sektor industri juga ditempuh lewat pemerataan pembangunan industri, yaitu dengan mengembangkan jumlah kawasan industri di seluruh Indonesia.

“Hingga Januari 2022, terdapat 135 perusahaan kawasan industri dengan total luas lahan sebesar 65.532 hektar yang tersebar di Pulau Jawa, Kalimantan, Maluku, Papua, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Sumatera," ujar Menperin.

Terbaru, pemerintah mendorong investasi pengembangan kawasan industri halal dengan menawarkan beberapa insentif, antara lain insentif bagi industri halal yang melakukan ekspor, substitusi impor, mengembangkan teknologi proses produk halal, melakukan inovasi industri halal, serta melakukan pembinaan dan pendampingan ekspor bagi pelaku IKM halal.

Baca juga: Aturan Baru Asuransi Unit Link Segera Terbit, Ini Poin-poin Pentingnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com