Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Menguat di Awal Perdagangan, Rupiah Justru Melemah

Kompas.com - 02/02/2022, 09:35 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (2/2/2022). Hal ini berbeda dengan rupiah yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 6.687,2 atau naik 56,05 poin (0,85 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.631,15.

Sebanyak 282 saham melaju di zona hijau dan 116 saham di zona merah. Sedangkan 189 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,08 triliun dengan volume 1,7 miliar saham.

Bursa Asia – Pasifik mayoritas libur Imlek, sementara Indeks Nikkei 225 Tokyo pagi ini menghijau dengan kenaikan 1,59 persen.

Baca juga: 3 Tips agar Pengajuan KUR Disetujui Bank

Wall Street pada penutupan pagi tadi juga hijau dengan kenaikan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,78 persen, S&P 500 menguat 0,68 persen, dan Nasdaq naik 0,75 persen.

Sebelumnya, Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan, secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low dengan kenaikan volume namun stochastic mulai menyempit.

“Pola tersebut mengindikasikan rentang penguatan akan terbatas. Investor akan mencermati rilis data inflasi dari dalam negeri serta perkembangan kasus baru Covid-19,” kata Dennies dalam rekomendasinya.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.08 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.334 per dollar AS, atau turun tipis 3 poin (0,02 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.331 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena pasar mengantisipasi kebijakan pengetatan moneter the Fed yang lebih agresif dan pemulihan sektor manufaktur AS.

Baca juga: Tiket Bundling MotoGP Mandalika 2022, Cek Harga dan Cara Belinya

Dari dalam negeri, data inflasi bulan Januari dinilai bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah. Banyak analis memproyeksikan inflasi year on year bisa tembus 2 persen.

“Tren kenaikan inflasi ini bisa menganggu pemulihan ekonomi karena daya beli masyarakat bisa tertekan,” ujar Ariston.

Tapi dari sisi moneter, Ariston menilai hal ini bisa menjadi alasan Bank Indonesia untuk mulai mengetatkan kebijakan moneternya yang bisa menjaga perbedaan yield rupiah dengan dollar AS terjaga sehingga membantu menjaga nilai tukar rupiah bertahan terhadap dollar AS.

Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.300 per dollar AS sampai dengan Rp 14.380 per dollar AS.

Baca juga: Harga Minyak Goreng Turun, tapi Stok di Indomaret Kemanggisan Justru Kosong

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com