Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Peran dan Kontribusi UMKM dalam Pemulihan Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 04/02/2022, 07:08 WIB
Hotria Mariana,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kondisi perekonomian Indonesia berada di titik rendah. Bencana global pandemi Covid-19 yang tidak kunjung usai berhasil melambatkan roda ekonomi Indonesia.
Faktanya, beragam sektor bisnis harus mengalami kerugian, utamanya saat awal-awal pandemi. Bahkan, banyak pula yang terpaksa gulung tikar.

Namun, selalu ada peluang dalam kesulitan. Roda ekonomi Indonesia nyatanya bisa bangkit, salah satunya karena kreativitas yang memunculkan giat pada sektor bisnis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Kebangkitan sektor UMKM dapat berdampak dan mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia. Seperti diketahui, sektor ini memang sudah menjadi tulang punggung Tanah Air.

Data Kementerian Koperasi dan UKM menyebut, jumlah sektor bisnis UMKM di Indonesia pada 2021 mencapai 64,19 juta dengan partisipasi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,97 persen atau senilai Rp 8,6 triliun.

Sektor bisnis UMKM memiliki peranan terhadap perbaikan ekonomi Indonesia, terlihat dengan kemampuannya menyerap 97 persen tenaga kerja dan mengintegrasikan investasi sebesar 60,4 persen.

Dalam buku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia karya Tulus Tambunan, ada beberapa alasan mendasar mengapa UMKM menjadi pilar ekonomi bangsa dan negara di masa-masa sulit ini.

Pertama, pelaku bisnis UMKM sangat banyak dan tersebar di perkotaan, pedesaan, dan daerah terpencil sekalipun.

Kedua, kualitas dan kreativitas para pelaku bisnis UMKM tergolong berpotensi membuka kesempatan kerja serta peningkatan pendapatan bagi para pelaku usaha UMKM

Ketiga, lini bisnis UMKM yang digeluti oleh masyarakat Indonesia paling banyak ada di sektor pertanian sehingga secara tidak langsung menjadi salah satu aset pendukung pembangunan negara.

Keempat,bisnis UMKM tidak menuntut jenjang pendidikan yang tinggi sehingga masyarakat Indonesia dengan tingkat pendidikan rendah pun mampu menjadi pelaku usaha ini.

Kelima, pada 1997/1998 saat Indonesia mengalami krisis ekonomi global yang mengakibatkan negara Indonesia mengalami inflasi berlebihan, bisnis UMKM masih mampu bertahan.

Keenam, menjadi titik permulaan investasi di daerah pedesaan sekaligus wadah padat karya untuk meningkatkan kemampuan berwiraswasta.

Ketujuh, barang-barang yang disediakan oleh para pelaku bisnis UMKM relatif murah. Oleh karena itu, pengeluaran konsumsi masyarat Indonesia dapat dialihkan menjadi tabungan.

Kedelapan, fleksibilitas jenis usaha UMKM sangatlah tinggi dan beragam.

Kesembilan, mampu beradaptasi dengan cepat mengikuti perkembangan zaman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com