Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik 48,3 Persen, BTN Bukukan Laba Bersih Rp 2,37 Triliun Pada 2021

Kompas.com - 08/02/2022, 11:37 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara atau BTN (Persero) Tbk mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2021. Ini terefleksikan dari laba bersih perseroan yang tumbuh signifikan.

Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, sepanjang tahun lalu perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 2,37 triliun. Capaian ini meningkat 48,3 persen dibanding realisasi tahun 2020 sebesar Rp 1,6 triliun.

"Laba bersih BTN naik 48,3 persen menjadi Rp 2,37 triliun," kata dia, dalam konferensi pers, Selasa (8/2/2022).

Baca juga: BTN Prioritas Luncurkan Layanan PLUS, Apa Saja Manfaat yang Ditawarkan?

Pertumbuhan tersebut selaras dengan kenaikan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) BTN sebesar 44,7 persen secara tahunan (year on year/yoy), dari Rp 9,12 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp 13,2 triliun pada akhir 2021.

Bank dengan kode emiten BBTN itu berhasil mendongkrak NII dengan adanya penebalan net interest margin (NIM). Tercatat NIM BTN terus alami kenaikan, dari 3,06 persen pada akhir 2020, menjadi 3,99 persen pada akhir 2021.

Dari sisi penyaluran kredit, BTN mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,66 persen secara yoy, menjadi Rp 274,83 triliun. Pertumbuhan ini diikuti dengan perbaikan kualitas kredit, tercatat rasio kredit macet (non performing loan/NPL) gross BTN, menurun dari 4,37 persen pada akhir 2020, menjadi 3,7 persen pada 2021.

Baca juga: Sambut 2022, BTN Perkuat Digitalisasi Layanan KPR

"Untuk pertumbuhan kredit, BTN menunjukan posisi yang terus menerus positif sejak awal 2021," ujar Haru.

Pada saat bersamaan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BTN turut meningkat 6,03 persen secara yoy, menjadi Rp 295,98 triliun. Pertumbuhan itu didominasi kenaikan giro dan tabungan sebesar masing-masing 9,93 persen secara yoy dan 21,54 persen secara yoy.

Dengan peningkatan tersebut, komposisi dana murah (current account and savings account/CASA) naik dari 41,11 persen menjadi 44,3 persen. Capaian ini kemudian menekan cost of fund (CoF) BTN dari 4,79 persen pada akhir 2020 menjadi 3,13 persen.

Kenaikan-kenaikan tersebut pada akhirnya mengkerek aset BTN sebesar 2,95 persen secara yoy dari Rp 361,2 triliun pada 2020 menjadi Rp 371,86 triliun pada 2021.

Baca juga: BTN Telah Salurkan KPR Sebesar Rp 352 Triliun Selama 45 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com