Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Menko Airlangga Bahas Lagi Ambisi RI Punya Bank Emas...

Kompas.com - 11/02/2022, 14:32 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus berambisi membangun bullion bank (bank emas) dalam beberapa tahun terakhir. Bullion bank merupakan bank yang melakukan transaksi jual beli logam mulia, termasuk emas dan perak.

Ambisi ini terlihat ketika jajaran menteri kerap menyebut-nyebut bullion bank, termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Dalam BRI Microfinance Outlook 2022, Airlangga menuturkan, bullion bank memiliki urgensi untuk dibentuk agar industri tidak lagi menitipkan emasnya di bullion bank internasional yang berada di Singapura.

Baca juga: Menko Airlangga: Pemerintah Kaji Pembentukan Bullion Bank

"Kalau (momentumnya) ditangkap dengan bullion bank tidak perlu dikirim ke Singapura. Kebanyakan sekarang dikirim ke Singapura, dari Singapura masuk lagi ke Indonesia sehingga hampir seluruh industri perhiasan itu costnya hanya tolling fee," kata Airlangga mengutip tayangan Youtube BRI Microfinance Outlook 2022, Jumat (11/2/2022).

Airlangga menuturkan, ambisinya makin penting lantaran Indonesia merupakan salah satu produsen emas terbesar di Asia.

Apalagi belum lama ini, Presiden RI Joko Widodo telah meletakkan batu pertama pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.

Lewat pabrik smelter itu, ditargetkan produksi emas PT Freeport Indonesia mencapai 1 ton per minggu. Investasi tahap awal yang sebesar 200 juta dollar AS membuat PTFI mampu memproduksi emas seberat 35 ton.

Baca juga: Menko Airlangga Akui Banyak Bank Ngeri Salurkan Kredit ke UMKM

"Mudah-mudahan dengan adanya nilai tambah dari Freeport tidak hanya cooper konsentrat saja yang diekspor, tapi sudah di-refine di Indonesia. Dan precious metal recovery di Indonesia, maka turunannya akan semakin bernilai tambah tinggi," ucap Airlangga.

Pembentukan bank emas juga diperlukan karena saat ini pemerintah sudah resmi menggabungkan holding ultra mikro antara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Permodalan Nasional Madani (PNM), dan PT Pegadaian.

Airlangga menuturkan, Pegadaian saat ini memiliki aset emas karena menawarkan produk investasi emas di platform digitalnya. Airlangga menyebutnya sebagai aset tersembunyi (hidden assets) yang bisa meningkatkan kredit perseroan.

"Terkait dengan bullion bank karena Pegadaian basisnya adalah gadai emas. Dengan demikian tentu PR BRI akan semakin banyak dan time frame mungkin 2023, jadi punya cukup waktu untuk mempersiapkan baik dari segi regulasi maupun dari segi korporasinya," tandas Airlangga.


Asal tahu saja, pembentukan holding ultra mikro bertujuan untuk menyasar masyarakat atau pelaku usaha ultra mikro ke layanan keuangan, baik pinjaman, tabungan, pembayaran, investasi, maupun pemberdayaan

Baca juga: Menko Airlangga Berharap Kasus Covid-19 Landai pada Maret 2022

Pembentukan holding ultra mikro ini memberi kesempatan untuk masyarakat mengakses kredit dengan bunga yang lebih murah.

Sebelumnya diberitakan, dasar pembentukan bullion bank agar harga emas bisa bertahan, bahkan cenderung naik di masa pandemi Covid-19.

Pembentukan bullion bank digadang-gadang akan menguntungkan sejumlah pihak. Bagi pemerintah, bullion bank bisa menghemat devisa dan bagi industri keberadaannya bisa menjadi sumber pembiayaan proyek.

Sementara itu, bagi bank sendiri kehadiran bullion bank bisa menjadi diversifikasi produk. Adapun bagi masyarakat, dengan adanya bullion, maka mereka bisa mendapatkan imbal hasil (return) dari simpanannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com