Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

G20, Negara Berkembang Perlu Mitigasi Dampak Tapering The Fed

Kompas.com - 15/02/2022, 20:02 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan pengurangan likuiditas atau tapering bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, diproyeksi bakal berdampak ke negara-negara lain, khususnya negara berkembang.

Oleh karenanya, mitigasi risiko dampak dari tapering The Fed menjadi salah satu bahasan utama dalam forum G20 jalur keuangan atau finance track.

Baca juga: G20, Normalisasi Kebijakan Negara Maju Perlu Dibahas Bersama

Direktur Eksekutif Departemen Internasional Bank Indonesia (BI), Rudy Brando Hutabarat mengatakan, dampak dari kebijakan keluar atau exit strategy The Fed itu bisa diminimalisir, apabila diperhitungkan dan dikomunikasikan secara baik.

"Kalau dampak rambatan itu dapat dimitigasi, maka negara-negara berkembang yang saat ini masih dalam tahap pemulihan, maka dia akan lebih fokus pada pemulihannya," ujar dia, dalam Media Briefing Persiapan 2nd FCBD & 1st FMCBG G-20: Momentum Ekonomi Dunia Bangkit dan Pulih Bersama, dikutip Selasa (15/2/2022).

"Sehingga ikut bareng-bareng menjadi pulih bersama-sama dengan negara-negara yang sudah lebih dulu," tambahnya.

Kebijakan tapering diproyeksi bakal merambat ke negara lain, menyusul kecepatan pemulihan ekonomi dunia yang belum merata.

"Jadi ada yang cepat, ada yang masih lambat," kata Rudy.

Baca juga: G20, Pemerintah: Kami Ingin Memberikan Sense bahwa Kita Perlu Pulih Bersama

Untuk mengantisipasi rembetan dampak itu, pembahasan kebijakan antar negara terkait exit strategy perlu dilakukan dengan mempertimbangkan perbedaan kondisi dari berbagai negara.

“Kalau kebijakan exit strategy itu dikomunikasikan dengan baik, dikalibrasi dengan baik, dan kemudian direncanakan dengan baik, maka itu akan melindungi negara berkembang untuk pulih lebih kuat,” tutur Rudy.

Menurut dia, apabila kebijakan exit strategy atau normalisasi dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikomunikasikan dengan baik, dampak negatif terhadap negara berkembang akan semakin terminimalisir.

Pada akhirnya, negara berkembang dapat fokus untuk melaksanakan kebijakan pemulihan ekonomi nasionalnya, dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang maksimal.

“Kalau dampak rambatan itu dapat dimitigasi, maka negara-negara berkembang yang saat ini masih dalam tahap pemulihan, maka mereka akan fokus pada pemulihannya,” ucap Rudy.

Baca juga: Jumlah Delegasi G20 yang Hadir Fisik Berkurang Jadi 169 Orang, Ini Sebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com