Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di depan 2 Bos Bank Sentral, Sri Mulyani Ungkap RI Gelontorkan Rp 656,3 Triliun buat Covid-19

Kompas.com - 16/02/2022, 11:48 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, Indonesia sudah menghabiskan dana sekitar 45,9 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 656,3 triliun (kurs Rp 14.300/dollar AS) untuk mendukung pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Hal tersebut diungkap Sri Mulyani di depan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Gubernur People Bank of China (PBoC) Yi Gang dalam rangkaian side event presidensi G20 Indonesia menuju 1st FMCBG, Rabu (16/2/2022).

"Pada tahun 2021, pemerintah Indonesia telah menghabiskan sekitar 45,9 miliar dolar AS atau 23,6 persen dari total pengeluaran tahun 2021 untuk benar-benar mendukung pemulihan ekonomi Indonesia," kata Sri Mulyani dalam acara tersebut.

Baca juga: Sri Mulyani Tagih 3 Janji BRI, Soal Jumlah Nasabah, Kredit UMKM hingga Laba

Bendahara negara ini menyebut, belanja negara bernilai fantastis tersebut menunjukkan bahwa instrumen fiskal (APBN) memainkan peran penting dalam menyediakan strategi kontra-siklus (countercyclical).

Belanja sebesar itu juga menghasilkan pemulihan ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi RI kembali positif sepanjang tahun 2021 yaitu 3,69 persen (yoy), setelah terkontraksi 2,07 persen di tahun 2020.

"Pertumbuhan yang kuat juga terjadi pada sektor-sektor yang sangat penting seperti manufaktur, perdagangan dan pertambangan akibat kenaikan harga komoditas. Output perekonomian Indonesia juga sudah mencapai dan melampaui level sebelum pandemi," ucap Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyampaikan, pemulihan yang relatif cepat ini lantas membuktikan kondisi Indonesia jauh lebih baik dibanding masa krisis 1998.

Baca juga: Sri Mulyani Yakin, Defisit Fiskal Tahun Ini Cuma 4 Persen

Apalagi selama pandemi Covid-19, Indonesia menjadi salah satu negara berkembang dengan pemulihan tercepat.

"Pencapaian ini dimungkinkan karena basis pemulihan selama pandemi, kali ini jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan pengalaman Indonesia sendiri selama krisis keuangan ASEAN 1997 1998," sebut dia.

Sri Mulyani kemudian mengungkap rahasia RI bisa pulih lebih cepat. Pemerintah kata dia, telah mempelajari pengalaman tahun 1998 lalu sekaligus pengalaman negara-negara maju dalam menghadapi pandemi.

Hal ini mampu membuat RI menavigasi implikasi pandemi yang kompleks ini sekaligus memproyeksi pemulihan. Langkah-langkahnya pun jadi makin tertata rapi.

"Terlepas dari situasi ini, kami akan terus mencoba menggunakan kebijakan kami seefektif mungkin. Oleh karena itu, proses pemulihan yang terus berlanjut ini perlu didukung oleh kebijakan kita, terutama dari sisi fiskal," tandas Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani Waspadai Faktor Global yang Bisa Hambat Ekonomi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com