JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa tahun terakhir, sejumlah bank memutuskan untuk bertransformasi atau mengubah anak perusahaannya menjadi bank digital, guna memaksimalkan potensi percepatan digitalisasi di Tanah Air.
Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) Tjandra Gunawan mengatakan, sejumlah keuntungan akan dirasakan oleh bank yang telah bertransformasi menjadi bank digital.
Transformasi menjadi bank digital memang dinilai tidak mudah, sebab membutuhkan capital expenditure (capex) yang besar untuk berinvestasi pada pemanfaatan dan pengembangan teknologi.
Baca juga: Permudah Akses UMKM, Bank Aladin Gandeng Startup Evermos
"Teknologi memang tidak murah, butuh investasi. Itu kenapa beberapa bank yang mengklaim bertransformasi menjadi bank digital dia bisa dibilang akan mengalami tekanan," ujar dia, dalam diskusi yang digelar OJK Institute, Kamis (17/2/2022).
Investasi tersebut juga tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Menurut Tjandra, idealnya bank membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menggelontorkan belanja modalnya pada investasi teknologi ataupun sumber daya manusia, agar dapat bertransformasi menjadi bank digital.
"Di digital bank ada namanya inkubasi, di mana bank tersebut harus melakukan investasi. Investasi tidak cuma teknologi," katanya.
Setelah berhasil bertransformasi menjadi bank digital, Tjandra bilang, bank akan menciptakan efisiensi biaya atau cost efficiency dalam jangka waktu panjang.
Dengan adanya cost efficiency, bank akan mampu mencetak net profit margin yang lebih tinggi sehingga bank bisa meraih laba lebih besar dalam waktu dekat.
Baca juga: Konsumsi Listrik Capai Level Tertinggi dalam Lima Tahun Terakhir
Selain itu, penghematan biaya juga bisa membuat bank lebih leluasa dalam menawarkan suku bunga yang menarik kepada nasabahnya.
"Ini tentang strategi, ini tentang arti dari sebuah bank digital itu," ujar Tjandra.
Bukan hanya efisiensi biaya, setelah bertransformasi menjadi bank digital, bank dinilai akan mampu melakukan ekspansi yang lebih luas tanpa perlu mengeluarkan biaya besar.
Pasalnya, bank digital tidak perlu membutuhkan banyak kantor cabang untuk melayani nasabah di berbagai daerah. Pelayanan kepada nasabah bisa dilakukan bank digital melalui aplikasi atau platform yang dimiliki.
"Digital bank enggak perlu repot-repot lagi mesti mempertahankan, bahkan memperbanyak jumlah cabang. Mereka mengurangi, bahkan sampai di satu titik mereka tidak ada cabang," tuturnya.
Meskipun demikian, Tjandra menyebutkan, pihaknya masih menyediakan kantor cabang untuk mengakomodir kebutuhan nasabahnya, khususnya yang merupakan nasabah wealth management.
"Kami memilih mengikuti proses transformasi Indonesia menjadi digital country," ucapnya.
Baca juga: Kartu Prakerja Gelombang 23 Resmi Dibuka, Simak Cara Daftarnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.