Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerbitan ESG Bond Melonjak Saat Pandemi Covid-19

Kompas.com - 18/02/2022, 17:22 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penerbitan surat utang berbasis tata kelola lingkungan, sosial, dan perusahaan atau ESG bond global melonjak saat pandemi Covid-19.

Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, hal itu terefleksikan dari penerbitan ESG bond global yang meningkat dua kali lipat pada 2020.

Pada 2020, penerbitan ESG bond nilainya mencapai 698,7 miliar dollar AS, melesat dari tahun 2019 sebesar 358,3 miliar dollar AS.

"Tren ini merefleksikan kebutuhan instrumen terkait ESG, dan pentingnya isu-isu ESG yang menyebabkan institusi keuangan membantu mengatasi masalah kesehatan, lingkungan, dan sosial," ujar pria yang akrab disapa Tiko itu, dalam rangkaian agenda G20 Casual Talks: Scaling Up The Utilization of Sustainable Financial Instrument, Jumat (18/2/2022).

Baca juga: Buka Kantor Perwakilan di Jakarta, European Investment Bank: Indonesia Adalah Prioritas

Jika dilihat berdasarkan tipenya, penerbitan green bond mencapai 290,1 miliar dollar AS, social bond mencapai 248,7 miliar dollar AS, dan sustainbility bond nilainya mencapai 159,9 miliar dollar AS pada 2020.

Sementara jika dilihat dari penerbitnya, ESG bond terdiri dari efek beragun aset (EBA), korporasi finansial, pemerintah lokal, bank pembangunan, pemerintah, korporasi non-finansial, serta lainnya.

Tiko yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebutkan, Indonesia sendiri berkomitmen untuk terus mendorong pembiayaan pembangunan berkelanjutan.

Dukungan itu telah ditunjukan dengan penerbitan Peta Jalan Keuangan Berkelanjutan Fase Satu 2015-2019 yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca juga: Deklarasi Harta lewat Tax Amnesty Jilid II Capai Rp 16,41 Triliun

"Sebagai langkah awal untuk meningkatkan kesadaran implementasi ESG dan adaptasi perubahan iklim menuju ekonomi rendah karbon," kata Tiko.

Komitmen itu dilanjutkan dengan penerbitkan Peta Jalan Keuangan Berkelanjutan Fase Dua 2021-2025, yang diharapkan dapat menjadi pedoman bagi industri jasa keuangan, serta kementerian dan lembaga terkait dalam meningkatkan implementasi ESG, dan mengembangkan pembiayaan berkelanjutan.

"Terbaru pada Januari 2022 OJK telah merilis Taksonomi Hijau Indonesia edisi 1.0 sebagai pedoman dan acuan bagi industri jasa keuangan," ucap Tiko.

Baca juga: Kementerian PUPR Bakal Serap 60.000 Tenaga Kerja lewat Program Padat Karya Tunai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com