Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Sebut WHO Beri Sinyal RI Jadi Pusat Produksi Vaksin Covid-19 di Asia Tenggara

Kompas.com - 24/02/2022, 15:01 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) memberikan sinyal untuk menjadikan Indonesia sebagai hub atau pusat produksi vaksin covid-19 di Asia Tenggara.

Hal itu menyusul ditunjuknya Indonesia oleh WHO sebagai salah satu penerima manfaat dari transfer teknologi vaksin berbasis mRNA. Vaksin mRNA merupakan salah satu jenis vaksin yang dikembangkan untuk menangani atau mencegah penyebaran Covid-19.

Erick menyatakan, sinergitas antara Kementerian BUMN, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Luar Negeri menjadi kunci agar bisa mendapat kepercayaan dari WHO.

"Kolaborasi yang baik antara Menkes, Menlu dan kami, dari BUMN yang membuat WHO memberikan kepercayaan kepada Indonesia untuk membuat vaksin mRNA," ujar Erick dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/2/2022).

Baca juga: Total Laba Bank-bank BUMN Melonjak 78 Persen Tembus Rp 72 Triliun, Ini Kata Erick Thohir

Dia menjelaskan, nantinya PT Bio Farma (Persero) menjadi perusahaan Indonesia yang akan memproduksi vaksin mRNA.

Erick menyebut, induk holding BUMN farmasi itu telah lama dikenal sebagai manufaktur vaksin terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas produksi biofarma mencapai 3,2 miliar meliputi 14 jenis vaksin yang sudah diekspor ke lebih dari 150 negara.

"Kepercayaan dari WHO ini hanya permulaan. Ini juga bagian dari program transformasi besar-besaran yang sedang kami lakukan di holding BUMN farmasi," imbuh Mantan Bos Inter Milan itu.

Erick menambahkan, Indonesia juga menetapkan sektor kesehatan sebagai salah satu fokus utama dalam penyelenggaran Presidensi G20. Sektor ini memiliki dampak besar dalam sektor lain seperti ekonomi, pendidikan, hingga sosial.

Oleh sebab itu, dia menilai, persoalan pemerataan vaksin hingga transfer teknologi harus menjadi prioritas dalam mengatasi persoalan sektor kesehatan, terutama di masa pandemi.

"Karena ketika kita bicara tentang kesehatan, kita tidak hanya bicara tentang kegiatan kesehatan semata, tapi kita juga bicara tentang ekonomi, pendidikan, sosial, dan lain-lain," lanjut Erick.

Sebagai informasi, WHO berencana mendirikan pusat pelatihan untuk melatih negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah untuk memproduksi vaksin mRNA. Tujuannya, untuk memupus kesejenjangan lokasi produksi yang selama ini terpusat di negara-negara berpendapatan tinggi.

WHO pun menunjuk Indonesia sebagai salah satu negara penerima transfer teknologi untuk pembuatan vaksin mRNA, selain Pakistan, Serbia dan Vietnam.

Baca juga: Kimia Farma Peroleh Sub-Lisensi Obat Covid-19 Molnupiravir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com