Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AZWI: Menuju "Zero Waste Cities", Pemerintah Harus Atur Ketat Produksi Plastik dan Galon Sekali Pakai

Kompas.com - 24/02/2022, 21:28 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) merekomendasikan sejumlah model zero waste cities yang dapat diterapkan pemerintah daerah dalam mengelola sampah. Terdapat 21 laporan resmi terkait hasil riset tata kelola sampah yang dipublikasikan AZWI.

Laporan itu merupakan hasil dari riset yang dilakukan oleh anggota AZWI antara lain Yayasan Pengelolaan Biosains dan Bioteknologi (YPBB), Gita Pertiwi, PPLH Bali GIDKP, Indonesian Centre for Environmental Law (ICEL), Greenpeace Indonesia, Nexus3 Foundation, Ecoton, dan Walhi.

Ada 3 strategi utama yang menjadi fokus laporan-laporan ini yaitu memperjuangkan zero waste cities, advokasi hulu dan plastik sekali pakai, serta menolak berbagai solusi semu.

Baca juga: Sampah Menggunung, Siapa yang Menanggung?

Direktur Harian YPBB Fictor Ferdinand mengatakan, dengan beberapa kajian dan buku panduan terkait penerapan zero waste cities yang dipublikasikan, diharapkan dapat mendorong perubahan tata kelola pengelolaan sampah di tingkat kota/kabupaten bagi pemerintah daerah dan LSM lokal.

"Sehingga pengembangan model zero waste cities dapat dilakukan yang secara bertahap. Kami juga menekankan pentingnya tahap-tahap yang perlu dilakukan untuk mengembangkan model pengelolaan sampah terpilah,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (24/2/2022).

Baca juga: Program Hijau Allianz Life, Sampah Bisa Ditukar Jadi Premi Asuransi

Daur ulang sampah plastik masih rendah

Laporan tersebut dinilai sangat penting mengingat pencemaran akibat sampah di Indonesia mulai mendapatkan perhatian global akibat produksi plastik virgin, sampah plastik sekali pakai, maupun sampah sisa makanan yang meningkat secara signifikan setiap tahunnya.

AZWI mencatat, hanya 9 persen sampah plastik yang dapat didaur ulang, lalu 12 persen dibakar dan 79 persen berakhir begitu saja di tempat pembuangan akhir (TPA) dan lingkungan.

Oleh sebab itu, lembaga ini menyoroti bahwa penanganan sampah plastik tidak cukup hanya dibebankan pada pengelolaan hilir saja, melainkan pengurangan produksi dari sisi hulu harus menjadi langkah prioritas.

Baca juga: Startup Pengelola Sampah RI Raih Pendanaan dari Investor Singapura

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com