Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kedelai Tinggi, Ini Respons Pemerintah

Kompas.com - 27/02/2022, 17:18 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melaporkan tingginya harga kedelai di dunia dipicu oleh adanya gangguan cuaca kering yang melanda Amerika Selatan selama 2 bulan terakhir.

Gangguan tersebut mengganggu produksi kedelai di negara Brazil, Argentina, dan Paraguay. Berdasarkan laporan USDA pada Februari 2022, produksi ketiga negara tersebut mengalami penurunan lebih dari 18 juta ton sejak Desember 2021.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud menyampaikan, penurunan produksi tersebut berdampak pada harga kedelai di pasar global yang mengalami kenaikan secara signifikan.

Baca juga: Petani Dorong Pemerintah Kendalikan Impor dan Beri Jaminan Harga Kedelai

Tercatat pada minggu kedua Februari 2022 mencapai 15,77 dollar AS/bushels atau naik sebesar 18,9 persen dibanding minggu pertama Januari 2022 yang mencapai 13,26 dollar AS/bushels.

Hal ini berdampak kepada harga kedelai impor di tingkat perajin menjadi berkisar sebesar Rp 11.631/kg.

"Kenaikan harga kedelai berpotensi mempengaruhi minat perajin untuk memproduksi tahu dan tempe sehingga berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe serta dapat mengganggu keberlangsungan usaha perajin tahu dan tempe," kata Musdhalifah dalam siaran pers, Minggu (27/2/2022).

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah telah merumuskan kebijakan untuk memastikan ketersediaan kedelai dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat melalui Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) tingkat eselon I.

"Rakornis ini merupakan bentuk respons cepat Pemerintah dalam mengambil kebijakan agar stabilitas harga dan ketersediaan kedelai terjaga,” ucap dia.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyampaikan, Kementerian Perdagangan telah berkoordinasi dengan para importir untuk memastikan komitmen penyediaan bahan baku kedelai bagi pengrajin tahu dan tempe.

Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir dampak atas kenaikan harga kedelai yang dirasakan pada sekitar 150.000 UMKM tahu dan tempe yang sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku kedelai.

Baca juga: Ini Biang Kerok Petani Ogah Menanam Kedelai Lokal

Adapun dalam rangka meningkatkan produksi kedelai lokal, Kementerian Pertanian telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Gakoptindo selaku offtaker dan perbankan untuk pelaksanaan program penanaman kedelai seluas 600.000 ha di 14 provinsi.

Kegiatan penanaman akan mulai dilaksanakan pada bulan April 2022. Selain program tersebut, Kementerian Pertanian juga akan melaksanakan program bantuan Pemerintah untuk produksi kedelai seluas 52.000 ha.

Di sisi lain, pemerintah mengupayakan komoditas lain untuk alternatif substitusi kedelai secara simultan mendorong kenaikan produksi kedelai.

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto selaku lantas menyatakan kesiapan Perum Bulog untuk mendukung program pemerintah. Pihaknya akan merumuskan mekanisme pengadaan dan penyaluran yang efisien untuk menjamin penyediaan bahan baku kedelai bagi perajin.

Baca juga: Banyak Orang RI Tidak Menyadari, Tempe Dibuat dari Kedelai Transgenik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com