Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Turis Asing yang Jalani Karantina "Bubble" di Bali Rata-rata Pilih Hotel Rp 3 Juta Per Malam

Kompas.com - 28/02/2022, 06:55 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga sebagai Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, sejak pembukaan Bali bagi wisatawan mancanegara, sudah lebih dari 1.600 wisatawan mancanegara yang datang ke sana.

Lebih dari 50 persen di antaranya memilih untuk melakukan karantina bubble.

Luhut bilang, sebagian besar wisatawan mancanegara memilih hotel bubble dengan rata-rata harga kamar per malamnya mencapai Rp 3 juta.

"Rusia, Australia, Perancis, Amerika, serta Belanda mendominasi wisatawan mancanegara yang datang ke Bali," ujar Luhut dalam keterangan pers virtual mengenai perkembangan PPKM, Senin (28/2/2022).

Baca juga: Pemerintah Siapkan Karantina Bubble untuk Moto GP dan KTT G20

Untuk pembukaan tahap berikutnya, hotel bubble akan ditambah menjadi 17 hotel dan hotel karantina umum (di kamar) ditambah sebanyak 41 hotel.

Perbaikan lainnya akan dilakukan dengan mencakup pemesanan melalui online travel agent, ketersediaan kamar isolasi, mekanisme penjemputan di bandara, dan kemudahan e-visa.

Baca juga: Mulai 14 Maret, Turis Asing yang Berkunjung ke Bali Bebas Karantina

Luhut pun menyampaikan perihal kebijakan transisi dari pandemi Covid-19 yang tentunya perlu diterapkan secara bertahap.

Selain itu, perlu disiapkan peta jalan untuk mempersiapkan normalisasi aktivitas masyarakat melalui kebijakan pengendalian virus Covid-19 dengan target agar tingkat hospitalisasi dan kematian tetap pada level yang rendah.

Baca juga: Sandiaga Uno Bakal Usut Tuntas Mafia Visa Cepat untuk Liburan di Bali

Untuk itu, pemerintah akan melakukan berbagai langkah awal diantaranya peningkatan cakupan dosis vaksinasi kedua dan juga booster, peningkatan kapasitas active case surveillance, testing dan tracing hingga jaminan akan fasilitas respon kesehatan yang mumpuni.

"Semua kebijakan dalam proses transisi yang akan kita lalui bersama tentunya tidak dapat dilakukan secara terburu-buru dan hanya mengikuti tren yang ada. Mencapai situasi mendekati normal memerlukan pula cara pandang hidup dan kondisi yang baru. Tentunya ini hal yang perlu disiapkan oleh pemerintah dan juga masyarakat," tutur Luhut.

Ia kembali menegaskan bahwa kebijakan yang diambil pemerintah tak sekadar asal membuat keputusan. Tentunya kata Luhut, berdasarkan dari berbagai saran para pakar disertai data sebagai pertimbangan.

"Marilah kita semua berdoa dan merapatkan barisan kita untuk sama-sama melindungi kita. Semua keputusan yang kami lakukan ini dan telah disampaikan oleh Presiden dalam ratas itu berdasarkan data-data dan masukan dari para pakar yang selalu menjadi mitra kerja kami," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com