Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Terdepak dari SWIFT, Bursa Saham Eropa Anjlok

Kompas.com - 28/02/2022, 19:14 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

LONDON, KOMPAS.com - Saham–saham di bursa Eropa anjlok pada Senin (28/2/2022), seiring konflik Rusia dan Ukraina.

Melansir CNBC, Pan-European Stoxx 600 turun 1,7 persen di awal perdagangan, diikuti dengan saham-saham perbankan yang ambles 5,7 persen. Dax turun 2,4 persen, demikian juga dengan FTSE 100 Index yang melemah 1,4 persen.

Pelemahan ini tidak lepas dari kerugian akibat sanksi yang diterima Rusia atas invasi yang dilakukan ke Ukraina yang terus berlanjut sepanjang akhir pekan. Kendaraan militer Rusia yang sebelumnya masuk ke Kiev, saat ini berada di kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv.

Baca juga: Siloam Hospital Bakal Stock Split, Jadi Berapa Harga Saham SILO?

Deretan sanksi datang dari Amerika Serikat, Eropa dan Kanada pada Sabtu, pekan lalu, untuk memblokir bank-bank besar Rusia dari sistem pembayaran internasional atau Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT). Inggris dan Uni Eropa juga telah menutup wilayah udara mereka untuk dilewati pesawat Rusia.

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin menempatkan pasukan pencegahan nuklir negaranya dalam siaga tinggi pada hari Minggu kemarin, di tengah meningkatnya reaksi global terhadap invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.

Atas kondisi tersebut, Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan perwakilan untuk Ukraina dan Rusia telah sepakat untuk bertemu di perbatasan Ukraina-Belarus.

Sementara itu, saham berjangka AS bergerak lebih rendah dalam perdagangan pada hari Minggu. Ini terjadi karena investor semakin khawatir tentang konsekuensi ekonomi dari krisis Rusia-Ukraina. Saham di Asia-Pasifik juga bergerak cenderung mixed hari ini.

Baca juga: Warga di Kampung Ahok Menjerit karena Harga Elpiji Capai Rp 220.000

Nikkei Tokyo naik 0,19 persen, dan Shanghai Komposit menguat 0,32 persen. Sementara itu, Hang Seng Hong Kong melemah 0,24 persen dan Strait Times Singapura turun 1,5 persen.

Adapun harga minyak berjangka naik lebih dari 4 persen, dan rubel Rusia ambles sekitar 29 persen terhadap dollar AS, pada Senin pagi (waktu setempat), karena pasar menilai dampak sanksi terhadap Rusia.

Perusahaan-perusahaan pertahanan menguat di awal perdagangan seperti Rheinmetall yang melonjak 28 persen dan memimpin kenaikan. Hal ini setelah keputusan pemerintah Jerman untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan. Kenaikan saham juga terjadi pada saham BAE Systems, Leonardo, dan Thales, yang semuanya mengalami kenaikan dua digit.

Namun, Index blue chip Eropa seperti Polymetal International ambles lebih dari 48 persen, demikian juga dengan saham Ban Nokian Finlandia yang jatuh 21 persen.

Baca juga: Mengenal SWIFT, Senjata Non-Nuklir yang Bisa ‘Hancurkan’ Ekonomi Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com