Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Februari 2022, Nilai Tukar Petani Nasional Naik 0,15 Persen

Kompas.com - 01/03/2022, 16:36 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) nasional Februari 2022 sebesar 108,83 atau naik 0,15 persen dibanding bulan sebelumnya.

Kenaikan NTP disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,26 persen. Kenaikannya lebih tinggi dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,11 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan, subsektor yang mengalami peningkatan tertinggi adalah subsektor holtikultura.

Baca juga: IHPB Februari Turun, BPS: Disumbang Telur hingga Kol

"Subsektor yang mengalami peningkatan tertinggi adalah holtikultura, naik 2,08 persen karena indeks yang diterima petani naik 2,24 persen, lebih besar dari indeks yang dibayar petani yang meningkat 0,15 persen," ucap Setianto dalam konferensi pers, Selasa (1/3/2022).

Adapun komoditas penyumbang kenaikan pada subsektor holtikultura adalah bawang merah dan cabai merah. Sementara itu, subsektor yang mengalami penurunan adalah peternakan.

Subsektor ini turun 1,02 persen karena indeks yang diterima peternak turun 0,94 persen, sementara indeks yang dibayar peternak naik 0,09 persen.

Baca juga: BPS: Konflik Rusia-Ukraina Pengaruhi Ekspor Impor hingga Inflasi di Indonesia

"Komoditas yang mempengaruhi adalah ayam ras pedaging dan telur ayam ras," ucap Setianto

Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Februari 2022 sebesar 108,53 atau turun 0,12 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

Setianto menjelaskan, subsektor yang mengalami peningkatan NTUP tertinggi, yaitu NTUP holtikultura. Subsektor ini mengalami kenaikan 1,64 persen karena indeks yang diterima petani naik 2,24 persen.

"Kenaikannya lebih besar dari kenaikan penambahan barang modal yang mencapai 0,59 persen. Komoditas dominan penghambat adalah bibit bawang daun," ucapnya.

Berbanding terbalik dengan NTUP holtikultura, NTUP subsektor peternakan turun 1,10 persen. Pasalnya, indeks yang diterima peternak turun 0,94 persen, sementara indeks penambahan barang modal mengalami kenaikan 0,16 persen.

"Kalau lihat komoditas dominan yang pengaruhi kenaikan adalah bakalan sapi dengan umur lebih dari 12 bulan dan pakan jadi yang berbentuk konsentrat," tandas Setianto.

Baca juga: Dampak Perang Rusia-Ukraina, Harga Pupuk Berpotensi Naik, Pangan Bisa Makin Mahal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com