Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Perang Rusia-Ukraina, Harga Minyak Dunia Sempat Sentuh Level Tertinggi sejak 2008

Kompas.com - 04/03/2022, 11:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia sempat menyentuh level tertinggi dalam 14 tahun terakhir atau sejak 2008 pada perdagangan Kamis (4/3/2022) kemarin. Kenaikan ini dipicu kekhawatiran pelaku pasar terus berlanjutnya gangguan pasokan energi Rusia.

Mengutip CNN, Jumat (4/3/2022), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS sempat tembus ke level 116,57 dollar AS per barrel pada Kamis pagi. Itu merupakan nilai tertinggi sejak 22 September 2008.

Namun, lonjakan harga itu cepat berlalu sebab menjelang sore harga minyak mentah sempat terkoreksi. Meski demikian, pada perdagangan Jumat (4/3/2022) pukul 10.30 WIB, harga minyak mentah berjangka WTI AS sudah naik kembali ke level 110,33 dollar AS per barrel.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Bikin Harga Minyak Mentah Indonesia Melejit

Kendati sempat terkoreksi dari level tertingginya, harga minyak mentah AS tetap tercatat naik 20 persen pada minggu ini, dibandingkan posisi sebelum Rusia melakukan penyerangan terhadap Ukraina.

Harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan dunia juga turut melonjak pada perdagangan pagi Kamis kemarin yang bahkan tembus ke level 20 dollar AS. Nilai itu merupakan yang tertinggi sejak Mei 2021.

Meski demikian, harga minyak mentah Brent juga turut terkoreksi. Pada perdagangan hari ini pukul 10.30 WIB, harga minyak mentah Bren menjadi sebesar 112,67 dollar AS per barrel.

Pada tahun lalu, Rusia tercatat sebagai produsen minyak terbesar kedua di dunia. Negara yang dipimpin Vladimir Putin ini memproduksi sekitar 10 persen dari pasokan minyak global.

Sanksi yang diberikan negara-negara Barat kepada Rusia karena invasi yang dilakukan ke Ukraina, memang tak menyasar ekspor energi Rusia. Namun, beberapa importir tetap menghindari pembelian minyak mentah Rusia karena sanksi keuangan yang dikenakan pada negara itu.

Baca juga: Harga Emas Dunia Naik ke 1.933 Dollar AS, Dipicu Inflasi, Konflik Ukraina-Rusia, hingga Rencana The Fed

Perdagangan global dengan Rusia menjadi terganggu karena sejumlah sanksi yang membuat negara itu terblokir dari sistem keuangan global sehingga tidak bisa mendapatkan akses pembiayaan.

Kondisi tersebut memicu kekhawatiran akan semakin terganggunya pasokan minyak dunia sebab berkurangnya pasokan dari Rusia. Padahal kondisi ketatnya pasokan minyak dunia sudah terjadi bahkan sebelum adanya invasi Rusia ke Ukraina, akibat tingginya permintaan minyak ketika pandemi Covid-19 mereda.

Pasokan minyak global yang berada di bawah ancaman itu pun pada akhirnya membuat AS dan sekutunya berencana melepas cadangan minyak strategis sebanyak 60 juta barrel guna menekan tren lonjakan harga.

Baca juga: Giliran IKEA dan H&M Hentikan Operasional di Rusia dan Belarusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com