JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan minyak asal Rusia, Lukoil, meminta kepada Presiden Vladimir Putin untuk menghentikan invasi militer ke Ukraina.
Perusahaan yang menyumbang 2 persen produksi minyak mentah dunia itu menyerukan agar perang yang diinisiasi oleh Rusia terhadap Ukraina segera dihentikan.
"Secara tulus kami menyampaikan empati kami kepada seluruh korban yang terdampak oleh tragedi ini. Kami secara tegas mendukung gencatan senjata dan penyelesaian masalah melalui negoisasi dan diplomasi," tulis dewan direksi Lukoil, dikutip dari CNN, Sabtu (5/3/2022).
Baca juga: Mitigasi Resiko Kenaikan Harga Migas
CEO Lukoil, Vagit Alekperov merupakan salah satu orang paling kaya di Rusia. Sebagian besar saham Lukoil dipegang oleh miliarder Rusia lainnya, Lenid Fedun.
Lukoil saat ini beroperasi di berbagai negara, dan menjadi produsen minyak mentah terbesar kedua di Rusia, setelah Rosneft.
Dampak dari perang yang diinisiasi oleh Rusia telah mulai dirasakan oleh Lukoil. Perusahaan minyak itu tengah menghadapi ancaman pemboikotan di Amerika Serikat, di mana mereka mengoperasikan 230 pom bensin.
Selain itu, berbagai investor saat ini mulai menghindari minyak mentah Rusia karena khawatir bertabrakan dengan sanksi yang bakal dijatuhkan negara Barat.
Sebelumnya, miliarder Rusia Mikhail Fridman dan Oleg Deripaska juga menyerukan penghentian perang Rusia-Ukraina. Kedua konglomerat itu bahkan mengirimkan langsung surat ke kantor Presiden Rusia untuk menghentikan perang dengan Ukraina.
Baca juga: Terimbas Perang Rusia-Ukraina, Harga Mi Instan Bakal Naik?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.