Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

East Ventures Buka Peluang Pendanaan Untuk Sektor Teknologi

Kompas.com - 07/03/2022, 19:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan modal ventura, East Ventures membuka peluang untuk berinvestasi di sektor teknologi di tahun 2022.

Operating Partner East Ventures David Fernando Audy mengatakan, hal tersebut dikarenakan sektor teknologi dinilai memiliki peluang yang paling bagus untuk tumbuh ke depannya.

Kendati demikian, dia tidak menutup peluang pada sektor selain teknologi selama sektor tersebut memiliki peluang besar untuk tumbuh di masa yang akan datang.

Baca juga: Data East Ventures: Perkembangan Ekonomi Digital Indonesia Semakin Meningkat dan Merata di 2021

"Sudah pasti kalau modal itu akan mencari area-area yang memiliki peluang pertumbuhan yang baik, itu sudah sewajarnya. Jadi jawabannya kita akan terus berinvestasi di sektor teknologi," ujarnya saat konferensi pers peluncuran laporan EV-DCI 2022, Senin (7/3/2022).

Menurutnya, bisnis e-commerce memiliki peluang yang paling baik di sektor teknologi. Mengingat bisnis e-commerce sedang berkembang pesat di Indonesia.

E-commerce juga menjadi sektor lokomotif yang dapat membantu perkembangan sektor teknologi lainnya.

Misalnya, dengan adanya e-commerce, bisnis pembayaran digital, transportasi online, fintech, hingga logistik bisa terdorong maju berkembang.

"Indonesia ini masih e-commerce ya. E-commerce itu sudah besar sekarang tapi sebenarnya potensi pertumbuhannya masih lebih besar lagi," kata dia.

Bahkan sektor teknologi lain yang sudah menjadi besar seperti fintech dapat menjadi pion baru yang dapat mendorong sektor bisnis lainnya. Sebab, dengan teknologi maka memungkinkan bertransaksi secara digital sehingga akan menumbuhkan peluang-peluang usaha baru.

Baca juga: Pendiri East Ventures: Startup yang Mau IPO Lebih Baik Listing di Indonesia

Selain sektor teknologi, pihaknya juga menilai sektor teknologi kesehatan atau healthtech berpeluang besar di Indonesia. Terutama bisnis healthtech yang mengutamakan pencegahan penyakit.

Hal ini dikarenakan mayoritas masyarakat Indonesia mengeluarkan uang di sektor kesehatan adalah untuk pengobatan penyakit dan bukan penyembuhan.

"Indonesia ini 70 persen spending di kesehatan adalah pada pengobatan. Jadi orang sudah sakit dia baru spend untuk pengobatan. Padahal sebenarnya yang benar itu dipencegahan," jelasnya.

Menurutnya, perilaku masyarakat Indonesia yang berbeda dari kebiasaan masyarakat global ini dapat digarap sebagai peluang usaha.

"Jadi masih sedikit sekali kita lihat di sektor healthtech yang pencegahan hari ini. Salah satu di bidang pencegahan adalah deteksi dini, screening, terus unifikasi data hasil indikator kesehatan," tutur dia.

Baca juga: Menakar Prospek Saham Perusahaan Teknologi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com