Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Siswanto Rusdi
Direktur The National Maritime Institute

Pendiri dan Direktur The National Maritime Institute (Namarin), sebuah lembaga pengkajian kemaritiman independen. Acap menulis di media seputar isu pelabuhan, pelayaran, kepelautan, keamanan maritim dan sejenisnya.

Perang Rusia Vs Ukraina, Premi War Risk dan Krisis Kontainer Jilid III

Kompas.com - 13/03/2022, 10:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KETIKA tulisan ini disusun, perang antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung. Tidak jelas kapan tembak-menembak antarnegara akan berakhir kendati upaya perdamaian sudah dijalankan oleh kedua belah pihak.

Bagi dunia kemaritiman (khususnya pelayaran dan pelabuhan) perang tersebut sudah menimbulkan dampak negatif; baik ketika sedang disiapkan hingga perang pecah.

Saat sebelum perang, misalnya. Kapal-kapal yang selama ini melayani pengapalan berbagai komoditas dari kedua negara – batu bara, biji-bijian antara lain – perlahan mulai dialihkan atau diberhentikan pengoperasiannya. Jumlahnya sekitar 700-an kapal. Berjenis bulker.

Sekadar pengingat, Rusia memasok 42 persen total impor batu bara negara-negara Uni Eropa pada 2021 dan 16 persen kebutuhan batubara global.

Adapun Ukraina mengekspor sekitar 36,5 juta ton bijih besi pada tahun 2021. Sekitar 60 persen dari jumlah ini diekspor ke China.

Produk-produk tersebut diangkut setiap bulannya melalui pelabuhan-pelabuhan yang ada di kedua negara.

Setelah perang berjalan beberapa hari, dampaknya makin terasa bagi bisnis perkapalan. Misalnya, kapal mulai dijadikan sasaran oleh AL Rusia.

Sejauh ini, sudah dua kapal yang kena rudal, yaitu MV Namura Queen, bulk carrier berbendera Panama dan chemical tanker berkebangsaan Moldova, MV Millennial Spirit.

Ketika tulisan ini diselesaikan, dua kapal lainnya, masing-masing MV Princess Nicoledan MV Athena, dinaiki (boarding) oleh personel angkatan laut. Hanya diperiksa saja.

Ada juga kapal yang menghajar ranjau laut yang disebar di sekitar Laut Hitam.

Dengan aksi yang dilakukan oleh AL-nya, Rusia berhasil menguasai sepenuhnya perairan Laut Hitam dan perairan terdekat dengannya, dalam hal ini Laut Azov.

Patut dicatat, blokade yang berlangsung tidak sama sekali menghentikan perdagangan melalui laut atau seaborne trade dari dan ke Rusia atau Ukraina.

Tak ada himbauan yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga internasional, seperti IMO umpamanya, yang meminta agar perdagangan laut dihentikan.

Semuanya tergantung operator perkapalan. Jika berani, mereka tetap bisa mengarungi Laut Hitam untuk mengangkut komoditas yang ada selama ini.

Apalagi, dengan berbagai sanksi yang dijatuhkan oleh berbagai negara terhadap komoditas Rusia, ada banyak diskon yang ditawarkan kepada siapa saja yang tetap berbisnis dengan negeri tersebut.

Sayang, masih belum terlihat pengusaha pelayaran yang memanfaatkan diskon dimaksud.

Sebetulnya cuan memang bisa didapat dari situasi yang sedang berkecamuk antara Rusia dan Ukraina.

Milyuner pengusaha kapal asal Yunani, Aristotle Onassis dicatat dunia sebagai pengusaha yang kekayaannya dihimpun dari Perang Arab-Israel II (1956).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com